Transcription

TANYA - JAWAB FILSAFAT ILMUBagian Pertama dari DuaArus Akbar Silondae, S.H., LL.M.Tanya:Jelaskan bagaimana kita dapat memperoleh pengetahuan (knowledge) menurut pandangan :Rasionalisme, Empirisme, dan Transcendental Idealisme.Jelaskan bagaimana dapat diperoleh pengetahuan tentang hukum, dan bagaimana pengetahuan tentangHukum dapat berkembang menjadi Ilmu Hukum yang memenuhi kaedah-kaedah ilmiah.Jawab :RasionalismeSecara etimologis Rasionalisme berasal dari kata bahasa Inggris rationalism. Kata ini berakardari kata bahasa Latin ratio yang berarti “akal”. Menurut A.R. Lacey bahwa berdasarkan akarkatanya Rasionalisme adalah sebuah pandangan yang berpegangan bahwa akal merupakansumber bagi pengetahuan dan pembenaran. Rasionalisme merupakan faham atau aliran atauajaran yang berdasarkan ratio, ide-ide yang masuk akal. Selain itu, tidak ada sumberkebenaran yang hakiki1Rasionalisme adalah paham yang menekankan pemikiran sebagai sumber utama pengetahuandan pemegang otoritas terakhir bagi penentuan kebenaran2. Menurut para penganut aliranRasionalisme, manusia dengan akalnya memiliki kemampuan untuk mengetahui strukturdasar alam semesta secara apriori. Maksudnya bahwa pengetahuan diperoleh tanpa melaluipengalaman inderawi atau dengan kata lain Rasionalisme menyatakan bahwa sumberpengetahuan manusia adalah akal atau ide3. Akal bahkan dianggap dapat menemukankebenaran sekalipun belum didukung oleh fakta empiris. Aliran Rasionalisme ini menyatakanbahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan. Pengetahuan yang benar diperoleh dan1A.R. Lacey (dalam -filsafat-rasionalisme/) diakses pada tanggal 20Juni 2016, jam 11.502Adian dan Lubis, “Pengantar Filsafat Ilmu: Dari David Hume Sampai Thomas Kuhn”, (Depok: Koekoesan, 2011),hlm 413Adian dan Lubis, lok.cit,1

TANYA - JAWAB FILSAFAT ILMUBagian Pertama dari DuaArus Akbar Silondae, S.H., LL.M.diukur dengan akal. Manusia memperoleh pengetahuan melalui kegiatan menangkap objek 4.Rasionalisme mengidealkan cara kerja deduktif dalam memperoleh ilmu pengetahuan.Pengetahuan manusia tentang dunia merupakan hasil deduksi dari kebenaran-kebenaranapriori yang diketahui secara jernih dan gamblang oleh akal5Tokoh utama yang memperkenalkan faham Rasionalisme adalah filsuf Perancis yangkemudian dikenal sebagai “bapak filsafat modern” yaitu Rene Descartes (1596-1650).Orisinalitas pemikiran Descartes terletak pada idenya tentang kesangsian (dubiummethodicum), untuk memperoleh kebenaran yang tak tergoyahkan. Descartes mengklaimdirinya telah menemukan filsafat yang sangat tajam dan kritis, yaitu metode yang dimulaidengan menyangsikan segala-galanya. Akhir dari kesangsian metodis tersebut adalahkebenaran yang tak dapat disangsikan lagi oleh Descartes, yaitu “aku yang berfikir.” Dariproses kesangsian Descartes yang konon memerlukan waktu seminggu penuh berdiam diri dikamar, muncullah diktumnya yang terkenal “cogito ergo sum: aku perfikir maka aku ada.”6EmpirismeIstilah “empirisme” berasal dari bahasa Yunani “empeira” yang berarti pengalaman.7Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua pengetahuanberasal dari pengalaman manusia. Empirisme menolak anggapan bahwa manusia telahmembawa fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan. Kaum empirisme menolakgagasan kaum Rasionalisme yang dipelopori oleh Descartes. Bagi penganut aliran Empirisme,pengalaman inderawi adalah satu-satunya sumber dan penjamin kepastian kebenaranHerliansyah, “Konsep Dasar Ilmu dan Sumber-Sumber Pengetahuan” diakses nsep-dasar-filsafat-ilmu-dan-sumber.html, pada tanggal 20 Juni 2016,jam 12.015Ardian dan Lubis, Op.cit. hlm 416Materi kuliah Filsat Ilmu Program S3 Ilmu Hukum Univ. Trisakti Angkatan 14, Dosen Bapak Dr. Rudi Hartanto.7Ardian dan Lubis, Ibis hlm 4542

TANYA - JAWAB FILSAFAT ILMUBagian Pertama dari DuaArus Akbar Silondae, S.H., LL.M.pengetahuan manusia.8 Karena sumber pengetahuan adalah pengalaman, maka metode yangdiajukan adalah kaum empiris adalah metode pengamatan induktif.Menurut John Locke benak manusia pada saat ia dilahirkan masih kosong, bagaikan kertasputih. Medan kosong itu kemudian diisi pengetahuan yang berasal dari pengalaman. Ide yangterdapat di benak kita menurut John Locke diperoleh melalui pengalaman. John Lockememberi contoh ‘besi apabila dipanaskan akan memuai’, ‘api sifatnya panas, baru diketahuisetelah menyentuh/memegang/mendekati api’Menurut David Hume (1771-1776) dikenal menganut prinsip nihil est intelectuquod non anteafuert in sensu yang artinya tidak ada satupun yang ada dalam pikiran yang tidak terlebihdahulu terdapat pada data-data inderawi.9 Masih menurut Hume pengetahuan manusia harusberdasar pada kesan-kesan inderawi atau kalau tidak, relasi ide. Dengan kata lain, pengetahuanmanusia terdiri dari pengetahuan berdasarkan relasi ide dan pengetahuan faktual.10Transcendental IdealismeTranscendental Idealisme adalah pandangan bahwa pengalaman kita tentang hal adalahtentang bagaimana mereka muncul untuk kita (representasi), bukan tentang hal-hal sepertiyang dalam dan dari diri mereka sendiri. Transendental Idealisme, secara umum tidakmenyangkal bahwa dunia objektif di luar diri kita ada, tetapi berpendapat bahwa ada sebuahrealitas supra yang masuk akal di luar kategori akal manusia yang disebut noumenon, secarakasar diterjemahkan sebagai "benda dalam dirinya sendiri". Namun, kita tidak dapatmengetahui apa "hal dalam dirinya" kecuali bahwa mereka bisa memiliki keberadaan mandiridi luar pikiran kita, meskipun mereka harus ada dalam representasi bawah sadar.8Ardian dan Lubis, lok.cit, hlm 46Ardian dan Lubis, lok.cit hlm 4710Ardian dan Lubis, lok.cit, hlm 4993

TANYA - JAWAB FILSAFAT ILMUBagian Pertama dari DuaArus Akbar Silondae, S.H., LL.M.Doktrin ini pertama kali diperkenalkan oleh Immanuel Kant (dalam "Critique of Pure Reason"nya) dan juga didukung oleh Johann Gottlieb Fichte dan Schelling Friedrich, dan kemudiandibangkitkan di Abad ke-20 oleh Edmund Husserl.Jenis Idealisme ini dianggap "transendental" dalam arti bahwa kita dalam beberapa hal dipaksake dalamnya dengan mempertimbangkan bahwa pengetahuan kita memiliki keterbatasan yangdiperlukan, dan bahwa kita tidak pernah bisa mengetahui hal-hal sebagaimana adanya, benarbenar independen dari kita.11Bagaimana Memperoleh Pengetahuan tentang Hukum? Dan Bagaimana HukumBerkembang Menjadi Ilmu hukum?Tujuan dari hukum adalah untuk menciptakan ketertiban masyarakat dan oleh karena itu makadiperlukan adanya kepastian hukum. Sehubungan dengan tujuan hukum tersebut maka hukumharus bersifat konkrit dan faktual. Untuk memperoleh pengetahuan hukum yang bersifatkonkrit dan faktual maka hukum diperoleh melalui pengalaman inderawi atau secara empiris.Hukum dibuat berdasarkan kenyataan atau kondisi yang ada dalam masyarakat, daripengalaman inderawi tersebut dibuatlah hukum untuk menciptakan kondisi masyarakat yanglebih baik, lebih tertib. Namun untuk memperoleh pengetahuan tentang hukum tidak monopolidari pengalaman inderawi (empiris). Pengetahuan hukum juga dapat diperoleh melalui akalmanusia atau logika.Pengetauan tentang hukum dapat berkembang menjadi ilmu hukum yang menuhi kaedahkaedah ilmiah dilakukan melalui langkah-langkah yang sistematis. Langkah untuk mencapaipengetahuan hukum yang memenuhi kaedah ilmiah juga harus mendapatkan telaah kritisreflektif dari filsafat yang dilakukan dengan menggunakan metode penelitian hukum.11Diakses dari e-transendental.html, pada tanggal 21 Juni, jam23.044

TANYA - JAWAB FILSAFAT ILMUBagian Pertama dari DuaArus Akbar Silondae, S.H., LL.M.Penelitian hukum dapat dilakukan antara lain dengan menggunakan metode normatif danmetode doktrinal.Tanya :David Hume adalah adalah salah satu filsuf empiricist, tetapi belakangan ia malah menemukanadanya suatu problem induktif, yang membuat ia menjadi seorang filsuf yang skeptic danmenyatakan bahwa “dunia luar” yang terlihat seperti tertata rapih, sebenarnya hanyalah sebuah ilusi.Jelaskan bagaimana dasar pemikiran David Hume tersebut dan bagaimana pula Immanuel Kant dapatmengatasi skeptisme David Hume tersebut ?Jawab :Dasar pemikiran Skeptisme David HumeDavid Hume menolak argumentasi John Locke yang menyatakan bahwa ide merupakanrepresentasi dari objek pada dirinya. Ide Locke tentang kesesuaian ide dan kenyataan ditolakoleh Hume. Menurut Hume, proses transformasi dari data-data inderawi menjadipengetahuan dikonstruksi oleh pikiran manusia lewat kebiasaan dan pengalaman. Saat kitamemandang objek-objek di luar kita dan merasa ada hubungan sebab-akibat, kita tidakpernah bisa menemukan suatu keterkaitan yang niscaya, selain rentetan peristiwa belaka.Bagi David Hume, kasualitas di alam raya adalah fiksi belaka.12 Menurut Hume Hubungankusalitas pada dasarnya tidak ada, ia hanya konstruksi subjek melalui kebiasaan. MenurutHume, hal itu disebabkan oleh “kuasa tersembunyi” yang tidak terpersepsi, namun kitayakini lewat kebiasaan. Hume memberi contoh “api membuat air mendidih” Padahal dalamapi tidak dapat diamati adanya “kuasa tersembunyi” yang mendidihkan air. Jadi kuasatersembunyi” yang disebut hukum kausalitas itu bukanlah yang dapat diamati, bukan halyang dapat dilihat dengan mata sebagai benda yang berada dalam air yang direbus. Dengan12Ardian dan Lubis, lok.cit, hlm 1125

TANYA - JAWAB FILSAFAT ILMUBagian Pertama dari DuaArus Akbar Silondae, S.H., LL.M.demikian kausalitas tidak bisa digunakan untuk menetapkan peristiwa yang akan datangberdasarkan peristiwa yang terdahulu.13Tanggapan Immanuel KantArgumentasi-argumentasi skeptis David Hume menimbulkan reaksi dari filsuf JermanImmanuel Kant. Yang mendasari pemikiran Kant adalah adanya konflik antara dua aliran,yakni empirisme dan rasionalisme mengenai bagaimana ilmu pengetahuan itu dimengerti.Menurut Kant dalam bukunya The Critique of Pure Reason, yang merupakan karyanya yangterpenting, akal budi manusia di dalam suatu lingkungan kognisinya mempunyai hakikatsedemikian rupa, sehingga manusia tidak tahan untuk tidak mengajukan pertanyaanpertanyaan mengenai dunia yang sesuai dengan hakikat akal budi-nya, yang tak akan pernahmereka ketahui jawaban-jawabannya. Menurut Kant, ruang merupakan bentuk a priori darisensibilitas.14Kant mengembangkan proyek revolusioner untuk mensintesakan rasionalisme danempirisme. Rasionalisme dan empirisme dianggapnya terlampau ekstrim dalam mengklaimsember pengetahuan (knowledge). Kant merumuskan tiga tahap terjadinya pengetahuanmanusia sbb:Pertama, tingkat pencerapan inderawi (sinneswahrnenehmung). Pengetahuan kita selalumerupakan sintesa antara unsur-unsur yang ada sebelum pengalaman (a priori) dan unsurunsur yang diperoleh setelah pengalaman (a posteriori).Kedua, tingkat akal budi (verstand). Bersamaan dengan pencerapan inderawi, akal budi(verstand) mulai bekerja secara spontan menggarap input yang diberikan pengalaman padatingkat sebelumnya.13David Hume, An Inquiry Concerning Human Understanding, 1748 (dalam Harun Wijaya, Sari Sejarah Filsafat Barat 2,2000. Yogyakarta: Kanisius, cet.16.)14Kant, Immanuel, The Critique of Pure Reason, (dalam K. Bertens, 1998. Ringkasan Sejarah Filsafat.Yogjakarta:Kanisius)6

TANYA - JAWAB FILSAFAT ILMUBagian Pertama dari DuaArus Akbar Silondae, S.H., LL.M.Ketiga, tingkat budi atau intelek. Budi atau intelek adalah kemampuan pengetahuan manusiaatau daya pengetahuan yang tertinggi (oberste erkenntniskraft). Intelek merangkumpengetahuan yang telah diperoleh pada tingkat sebelumnya dalam kesatuan paripurnapemikiran di bawah tiga ide regulatif: jiwa,dunia, tuhan.Tanya :Menurut Auguste Comte, Positivisme adalah perkembangan pemikiran manusia yang palingmutakhir. Jelaskan apa itu aliran positivisme dan apa sumbangannya terhadap perkembangan ilmudan teknologi. Kita mengenal istilah Hukum Positif, jelaskan apa hubungan antara AliranPositivisme dengan Hukum Positif.Jawab :Aliran Positivisme merupakan suatu aliran dalam filsafat ilmu yang merupakanpengembangan dari paham empiris yang lebih ekstrim dengan mengatakan bahwa puncakpengetahuan manusia adalah ilmu-ilmu positif atau sains. Ilmu-ilmu yang berangkat darifakta-fakta yang terverifikasi dan terukur secara ketat. Positivisme secara etimologi berasaldari kata positive, yang dalam bahasa filsafat bermakna sebagai suatu peristiwa yang benarbenar terjadi, yang dapat dialami sebagai suatu realita. Ini berarti, apa yang disebut sebagaipositif bertentangan dengan apa yang hanya ada di dalam angan-angan (impian), atau terdiridari apa yang hanya merupakan konstruksi atas kreasi kemampuan untuk berpikir dari akalmanusia. Dapat disimpulkan pengertian 7okum7vism secara terminologis berarti merupakansuatu paham yang dalam ‘pencapaian kebenaran’-nya bersumber dan berpangkal padakejadian yang benar-benar terjadi.1515Triyani, Nunik. Positivisme Dalam Filsafat Ilmu, diakses positivisme-dalam-filsafat-ilmu/ pada tanggal 21 Juni 2016, jam10.127

TANYA - JAWAB FILSAFAT ILMUBagian Pertama dari DuaArus Akbar Silondae, S.H., LL.M.Pada fase Positivisme khususnya Positivis-ilmiah para ilmuwan berhenti mencari penyebababsolut, baik yang ilahi maupun kodrati dan mulai berkonsentrasi pada observasi,pengukuran, dan kalkulasi guna memahami 8okum yang mengatur jagad raya. Oleh karenaitu aliran Positivisme yang seraba matematik, fisikal, reduktif dan free of value telahmembuktikan kehebatannya. Comte mengklaim pengetahuan adalah pengetahuan yang pasti,nyata, dan berguna.16 Positivisme diakui para ilmuwan telah memberikan sumbangan yangbesar terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Sebagai contoh dapat dikemukakan NeilAmstrong dapat menjejakkan kakinya di bulan, Begitu juga ketika manusia berhasilmengembangkan teori rekayasa genetika dengan melakukan percobaan cloning padakambing, atau mengembangkan cyber technology, yang memungkinkan manusia untukmenjelajah dunia melalui internet. Belum lagi keberhasilan manusia dalam mencetakberbagai produk nano technology, dalam bentuk mesin-mesin micro-chip yang serba mininamun memiliki daya guna sangat luar biasa.17Apakah Hubungan antara Aliran Positivisme dengan Hukum Positif?Salah satu teori Positivisme Logis yang paling dikenal antara lain teori tentang makna yangdapat dibuktikan, yang menyatakan bahwa sebuah pernyataan dapat disebut sebagaibermakna jika dan hanya jika pernyataan tersebut dapat diverifikasi secara empiris.Maksudnya bahwa hukum itu ada, konkrit atau nyata. Mengacu pada istilah positif inilahmaka untuk hukum yang eksis saat ini, yang ada dalam perundang-undangan ataupunberlaku pada suatu masyarakat dalam suatu wilayah tertentu disebut hukum positif karenahukum tersebut dapat diverifikasi keberadaannya.16Ardian dan Lubis, ibid hlm 61Supriyanto, Kontribusi Filsafat Ilmu Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, diakses engetahuan/pada tanggal 21 Juni 2016, jam 10.40178

TANYA - JAWAB FILSAFAT ILMUBagian Pertama dari DuaArus Akbar Silondae, S.H., LL.M.Tanya :Perkembangan ilmu saat ini, lebih mengarah kepada penelitian yang multi-disiplin, artinya tidakhanya disiplin ilmu yang sedang dipelajari tetapi juga terkait dengan berbagai disiplin ilmu yanglain. Jelaskan ?Jawab :Untuk menjawab pertanyaan ini sebaiknya dimulai dari pendekatan mono-disiplin, yaitusuatu bentuk atau model pendekatan yang hanya memperhatikan satu disiplin ilmu, tanpamenghubungkan dengan disiplin ilmu lain. Jadi pengembangan materi berdasarkan ciri dankarakterisitik dari bidang studi bersangkutan. Ilmu pengetahuan adalah suatu proses sosialyang mengalami diseminasi atau penyebaran secara global maupun lokal melalui berbagaibentuk dan tempat, maka terjadi rekonfigurasi ilmu pengetahuan. Dalam penelitian yangkita lakukan jika hanya menggunakan mono-disiplin, kita akan berhadapan dengan berbagaikelemahan yang muncul dimana kita hanya menggunakan disiplin ilmu itu saja tanpamemahami dan menggunakan disiplin ilmu lain yang bermanfaat untuk menyelesaikanmasalah yang kita akan pecahkan.Berdasarkan uraian di atas maka dalam suatu penelitian dibutuhkan pendekatan multi-displindalam melakukan suatu penelitian. Penelitian multi-disiplin merupakan penelitian yangdilakukan untuk memecahkan suatu masalah dengan melibatkan beberapa disiplin ilmusehingga terjadi pemahaman bersama antar disiplin ilmu yang terlibat tentang solusipemecahan masalah tersebut dengan tidak meninggalkan ciri dan kekhususan masingmasing disiplin ilmu. Dengan kata lain, penelitian multi-disiplin seharusnya menyasarkepada tujuan terciptanya pemahaman baru dalam menyelesaikan suatu masalah karenaadanya keterlibatan disiplin ilmu yang lain.9

TANYA - JAWAB FILSAFAT ILMUBagian Pertama dari DuaArus Akbar Silondae, S.H., LL.M.Tanya :Jelaskan menurut pandangan saudara apa manfaat Filsafat Ilmu ?Jawab:Manfaat Filsafat Ilmu adalah Pertama, memahami sejarah dan tahapan-tahapan yang dilaluioleh filsafat mulai dari mencari kebenaran melalui mitos hingga pada tahap manusiamemperoleh pengetahuan yang benar, baik menurut aliran rasionalisme-empirismepositivisme dan perkembangannya. Dengan mempelajari filsafat ilmu dapat mengetahuibahwa taraf kehidupan manusia yang telah dicapai hingga saat ini dan meningkatnya harkatmanusia karena ditopang oleh sain dan teknologi, tidak lain disebabkan ilmu pengetahuanyang dimiliki manusia. Kedua, kebenaran menurut ilmu pengetahuan atau teori tidak adayang abadi karena kebenaran yang diterima pada suatu saat masih dapat digugurkandikemudian hari jika ilmuwan yang membantah kebenaran atau teori yang ada, mampumeyakinkan secara ilmiah kepada ilmuwan lainnya.Ketiga, dengan mempelajari filsafat ilmu mengetahui bagaimana proses yang harusdilakukan untuk menemukan atau memperoleh suatu pengetahuan, baik melalui akal danpengalaman inderawi maupun metode induktif atau deduktif. Guna menemukan suatu teoribaru, melalui suatu penelitian yang memenuhi kaidah ilmiah yang mengandung aspekepistemologi, axiologi dan ontologi. Keempat, untuk mengetahui bagaimana bersikap ilmiahdalam merespon suatu suatu pengetahuan/informasi/pengetahuan/fenomena yaitu haruskritis, bebas nilai, objektif, rasional dan faktual. Kelima, mampu membedakan grand theory,midle theory, dan applied theory yang akan digunakan dalam penelitian.10

TANYA - JAWAB FILSAFAT ILMUBagian Pertama dari DuaArus Akbar Silondae, S.H., LL.M.DAFTAR PUSTAKAI.BUKUArdian, Donny Gahral, Lubis, Akhyar Yusuf, Pengantar Filsafat Ilmu: Dari DavidHume sampai Thomas Kuhn. (2011). Depok : Koekoesan, cet I.Bertens, K. Ringkasan Sejarah Filsafat. (1998). Yogjakarta:KanisiusWijaya, Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat 2, (2000). Yogyakarta: Kanisius, etahuan/11

Ide Locke tentang kesesuaian ide dan kenyataan ditolak oleh Hume. Menurut Hume, proses transformasi dari data-data inderawi menjadi pengetahuan dikonstruksi oleh pikiran manusia lewat kebiasaan dan pengalaman. Saat kita memandang objek-objek di luar kita