
Transcription
BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Definisi pengetahuan, sikap, dan perilakuBenyamin Bloom membagi perilaku manusia menjadi 3 domain sesuaidengan tujuan pendidikan. Bloom menyebutkan 3 ranah yakni kognitif,afektif, dan psikomotor. Dalam perkembangannya, teori Bloom tanyaknipengetahuan, sikap, dan praktik/tindakan.14Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terbentuk setelah seseorangmelakukan pengeinderaan terhadap suatu obyek tertentu. Terdapat beberapatingkatan dari pengetahuan yakni:13-171) Tahu. Tahu diartikan hanya sebagai memanggil memori yang telahada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Tahu merupakantingkatan pengetahuan yang paling rendah.2) Memahami. Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untukmenjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, danmenginterpretasikan materi tersebut secara benar.3) Aplikasi. Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakanmateri yang telah dipelajari pada situasi sebenarnya. Aplikasi dalamdilakukan dalam beberapa hal seperti penggunaan hukum-hukum,rumus, metode, dan prinsip.7
84) Analisis. Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkandan/atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponenkomponen yang terdapat dalam suatu masalah. Salah satu tandaseseorang sudah mencapai tahap ini adalah orang tersebut mampumembedakan, memisahkan, mengelompokkan, atau membuat diagramterhadap suatu obyek.5) Sintesis. Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untukmeletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentukkeseluruhan yang baru. Secara lebih sederhana, sintesis adalahkemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasiyang telah ada.6) Evaluasi. Evaluasi adalah kemampuan seseorang untuk melakukanpenilaian terhadap obyek tertentu. Penilaian tersebut didasarkan padasuatu kriteria yang ditentukan sendiri atau yang telah ada sebelumnya.Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorangterhadap suatu stimulus atau objek. Sedangkan menurut Newcomb, sikapmerupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakanpelaksanaan motif tertentu. Sehingga berdasarkan pengertian diatas, sikapbersifat tertutup dan merupakan predisposisi perilaku seseorang terhadapsuatu stimulus. 13,16 Terdapat beberapa tingkatan sikap yakni:13-171) Menerima.Menerimadiartikanbahwamemperhatikan stimulus yang diberikan.seorangmaudan
92) Menanggapi. Menanggapi diartikan apabila seseorang memberikanjawaban atau tanggapan terhadap obyek yang dihadapkan.3) Menghargai. Menghargai diartikan seseorang memberikan nilai yangpositif terhadap suatu objek seperti mengerjakan atau mendiskusikansuatu masalah.4) Bertanggung jawab. Seseorang pada tingkatan ini harus beranimengambil resiko apabila ada orang lain yang mencemooh ataupunresiko lainnya.Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baikyang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati dari luar.13Menurut Skinner, perilaku adalah respon atau reaksi seseorang terhadap suaturangsangan dari luar. Berdasarkan bentuk respons terhadap stimulus, perilakudapat dibagi menjadi dua yakni: 13-171) Perilaku tertutup (covert behavior). Perilaku tertutup terjadi apabilarespon dari suatu stimulus belum dapat diamati oleh orang lain secarajelas. Respon seseorang terhadap stimulus ini masih terbatas padaperhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadapstimulus tersebut. Bentuk covert behavior yang dapat diamati adalahpengetahuan dan sikap.2) Perilaku terbuka (overt behavior). Perilaku terbuka terjadi apabilarespon terhadap suatu stimulus dapat diamati oleh orang lain. Responterhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam suatu tindakan ataupraktik yang dapat dengan mudah diamati oleh orang lain.
10Tidak semua tindakan terwujud dalam sebuah tindakan. Hal ini karenauntuk terwujudnya suatu tindakan diperlukan beberapa faktor-faktor sepertiadanya fasilitas, sarana, dan prasarana.142.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan perilakuMenurut Notoadmojo, pengetahuan dipengaruhi oleh dua faktor yaknifaktor internal dan eksternal. Adapun faktor internal terdiri dari pendidikan,minat, pengalaman, dan usia. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari ekonomi,kebudayaan, dan kebudayaan.18 Menurut Azwar, sikap dipengaruhi olehbeberapa faktor seperti pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yangdianggap penting, media massa, lembaga pendidikan dan agama, serta faktoremosi dalam diri individu.19Adapun perilaku, terdapat banyak teori yang menjelaskan faktor yangmempengaruhi perilaku. Didalam bidang perilaku kesehatan, terdapat 3 teoriyang menjadi acuan didalam penelitian mengenai kesehatan di masyarakatyakni teori Lawrence Green, teori Snehandu B. Karr, dan teori WHO.2.2.1 Teori Lawrence GreenMenurut teori ini, kesehatan seseorang dipengaruhi oleh dua faktor yaknifaktor perilaku dan faktor diluar perilaku. Faktor perilaku dipengaruhi oleh 3hal yakni:13,141) Faktor-faktor predisposisi, yakni faktor-faktor yang mempermudahterjadinya perilaku seseorang. Faktor-faktor ini terwujud dalam
11pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, norma sosial,budaya, dan faktor sosiodeografi.2) Faktor-faktor pendukung, yakni faktor-faktor yang memfasilitasi suatuperilaku. Yang termasuk kedalam faktor pendukung adalah sarana danprasarana kesehatan.3) Faktor-faktor pendorong, yakni faktor-faktor yang mendorong ataumemperkuat terjadinya suatu perilaku. Faktor-faktor ini terwujuddalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain yangmerupakan kelompok referensi perilaku masyarakat.2.2.2 Teori Snehandu B. KarrMenurut teori ini, terdapat lima determinan perilaku yakni:13,141) Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atauperawatan kesehatannya.2) Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya. Didalam kehidupanbermasyarakat, perilaku seseorang cenderung memerlukan dukungandari masyarakat sekitarnya. Apabila suatu perilaku tidak didukungoleh masyarakat sekitar, maka orang tersebut akan merasa tidaknyaman terhadap perilakunya tersebut.3) Ada atau tidaknya informasi tentang kesehatan atau fasilitaskesehatan. Seseorang akan cenderung mengikuti suatu tindakanapabila ia mempunyai penjelasan yang lengkap tentang tindakan yangakan dilakukannya tersebut.
124) Otonomi pribadi, yang bersangkutan dalam hal ini mengambiltindakan atau keputusan.5) Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak. Halini disebabkan untuk melakukan suatu tindakan apapun, diperlukansuatu kondisi dan situasi yang tepat. Kondisi dan situasi mempunyaipengertian yang luas, baik fasilitas yang tersedia maupun kemampuanyang ada.2.2.3 Teori WHOMenurut teori WHO, terdapat 4 determinan mengapa seseorangberperilaku yakni:13,141) Pemikiran dan perasaan. Hasil pemikiran dan perasaan seseorang ataudapat disebut pula pertimbangan pribadi terhadap obyek kesehatanmerupakan langkah awal seseorang untuk berperilaku. Pemikiran danperasaan dapat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan,kepercayaan, dan sikap.2) Adanya acuan atau referensi dari seseorang yang dipercayai. Perilakuseseorang dapat dipengaruhi oleh orang yang dianggap penting olehdirinya seperti tokoh masyarakat. Apabila seseorang itu dipercaya,maka apa yang dilakukan atau dikatakannya akan cenderung untukdiikuti.3) Sumber daya yang tersedia. Adanya sumber daya seperti fasilitas,uang, waktu, tenaga kerja akan mempengaruhi terjadinya perilaku
13seseorang atau masyarakat. Pengaruh ini dapat bersifat positif maupunnegatif.4) Kebudayaan, kebiasaan, nilai, maupun tradisi yang ada di masyarakat.2.3 Faktor SosiodemografiBerdasarkan teori Lawrence Green, salah satu dari faktor predisposisiperilaku seseorang adalah faktor sosiodemografi.13,14 Terdapat beberapa faktorsosiodemografi ibu hamil yang telah diteliti hubungannya dengan perilakuterhadap tes HIV. Faktor-faktor tersebut adalah usia, pekerjaan, tingkatpendidikan, tingkat ekonomi, dan jumlah kehamilan. Berdasarkan penelitianyang dilakukan oleh Sharifa dkk, didapatkan bahwa faktor yang mempengaruhipengetahuan dan perilaku ibu hamil terhadap tes HIV adalah usia kurang dari30 tahun, memiliki pekerjaan tetap, dan tingkat pendidikan yang tinggi.20 Halini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Byamugisha dkk, yangmenyatakan bahwa ibu hamil dengan tingkat pendidikan yang tinggi, hamillebih dari 3 kali, dan tingkat ekonomi yang rendah akan memiliki sikap danperilaku terhadap tes HIV yang lebih baik.9 Hasil yang berbeda didapatkanpada penelitian oleh Westheimer dkk, pada penelitian ini didapatkan bahwa ibuhamil dengan pendidikan yang tinggi merupakan salah satu faktor ibu hamilmenolak melakukan tes HIV.21 Sedangkan berdasarkan penelitian yangdilakukan oleh Fanta dkk, didapatkan bahwa seorang ibu yang telahmelahirkan 2-3 kali merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ibu untukmenolak melakukan tes HIV.22
142.4 Sarana dan PrasaranaMenurut teori Lawrance Green, Snehandu B. Karr, dan WHO salah satufaktor yang mempengaruhi perilaku adalah sarana dan prasarana yangtersedia.13,14 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Byamugisha dkk,kualitas pelayanan klinik antenatal yang baik, ketersediaan obat yang adekuat,peralatan tes HIV yang lengkap, dan petugas kesehatan yang memilikikemampuan konseling yang baik akan meningkatkan perilaku ibu hamilterhadap tes HIV.9,232.5 Informasi tentang HIV dan tes HIVMenurut Snehandu B. Karr, salah satu determinan dari perilaku adalahada tidaknya informasi tentang kesehatan.13,14 Seseorang yang mempunyaipenjelasan mengenai kesehatan atau fasilitas kesehatan akan cenderungmelakukan perilaku kesehatan yang baik. Berdasarkan penelitian yangdilakukan oleh Sharifa dkk, sumber informasi mengenai HIV-AIDS 90,2%didapatkan dari televisi dan radio, kemudian diikuti oleh sumber bacaan sepertibuku dan majalah sekitar 83.9%.202.6 Stigma dan diskiminasi terkait HIVBerdasarkan teori Snehandu B. Karr dan WHO, salah satu faktor yangmempengaruhi perilaku adalah dukungan sosial dari masyarakat. Salah satubentuk dukungan sosial adalah dengan tidak adanya stigma dan diskriminasimengenai HIV-AIDS. Stigma terkait HIV adalah kepercayaan, perasaan, danperilaku negatif terhadap ODHA, kelompok yang dicurigai terinfeksi HIV
15atau memiliki hubungan dengan HIV (misalnya keluarga dengan salah satuanggota keluarganya adalah ODHA), dan kelompok lainnya yang beresikoterinfeksi HIV (seperti pengguna narkoba, pekerja seks komersial,homoseksual, dan transgender).24 Hal ini disebabkan karena beberapa halseperti HIV merupakan penyakit yang serius dan mengancam jiwa, seseorangtidak mengetahui cara penularan HIV sehingga takut akan tertular melaluikontak sosial, dan adanya pandangan terhadap suatu kelompok yang seringterinfeksi HIV seperti homoseksual, orang berkulit hitam, dan imigran. Halhal tersebut menimbulkan sikap dan prasangka yang negatif terhadapODHA.26Diskriminasi terkait HIV adalah suatu perlakuan yang tidak benar dantidak adil terhadap seseorang berdasarkan status HIV yang diperkirakanterhadapnya maupun yang sebenarnya. Diskriminasi juga meliputi perlakuanyang tidak adil terhadap populasi lainnya seperti pekerja seks komersial,pengguna narkoba, homoseksual, transgender, orang yang ditahan di penjara,dan sebagainya. Diskriminasi terkait HIV biasanya berdasarkan stigma sikapdan kepercayaan tentang populasi, perilaku, seks, penyakit, dan kematian.24Adanya stigma dan diskriminasi terkait HIV telah memperdalam efekepidemi dari HIV. Hal ini disebabkan karena seseorang menjadi takut untukmelakukan tes HIV, memberitahukan status HIV dirinya, atau erperandidalamberkembangnya epidemi HIV dan meningkatnya jumlah kematian yangberkaitan dengan AIDS. Seseorang yang enggan melakukan tes HIV akan
16menyebabkan kebanyakan orang akan terlambat didiagnosis, sehingga akanmenyebabkan virus semakin berkembang yang kemudian akan meyebabkanAIDS, terapi menjadi semakin tidak efektif, dan terjadi kematian yang lebihcepat.24-262.7 Keputusan suamiBerdasarkan teori Snehandu B. Karr, salah satu determinan perilakuadalah otonomi pribadi. Adanya otonomi pribadi akan mempengaruhiseseorang didalam mengambil suatu tindakan maupun keputusan. Pada ibuhamil, salah satu yang berperan dalam mempengaruhi tindakan ibu adalahsuami. Berdasarkan penelititan yang dilakukan oleh Wondimagegn dkk,didapatkan bahwa seorang ibu yang tidak mendapatkan izin dari suami untukmelakukan tes HIV merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ibu untuktidak melakukan tes HIV.22,232.8 Referensi dari sumber yang dipercayaiBerdasarkan teori Lawrence Green, Snehandu B. Karr, dan WHO salahsatu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang adalah referensi darisumber yang dipercayai. Salah satu contoh dari sumber yang dipercayaitersebut adalah petugas kesehatan.13,14Berdasarkan penelitian yang dilakukanoleh Sharifa dkk, edukasi yang dilakukan petugas kesehatan merupakan faktoryang mempengaruhi sikap dan perilaku ibu hamil terhadap HIV.20 Selainpetugas kesehatan, sumber lain dapat berupa guru, alim ulama, dan kepaladesa.13,14
172.9 Definisi HIV dan angmenginfeksi, merusak, atau mengganggu fungsi sel sistem kekebalan tubuhmanusia.2 HIV akan mempengaruhi sel imunitas spesifik yang dikenal dengansel CD4 (Cluster of Differentiation 4).27 Infeksi dari virus ini akanmenyebabkan kemunduran yang progresif dari sel CD4, sehingga tubuh tidakmampu melawan infeksi dan penyakit. Seiring dengan berjalannya waktu,HIV dapat merusak banyak sel CD4 sehingga tubuh tidak dapat melawaninfeksi dan penyakit sama sekali, hal ini disebut dengan AcquiredImmunodeficiency Syndrome (AIDS). AIDS muncul setelah serangan HIVselama lima sampai sepuluh tahun atau lebih.28 Pada seseorang yangmenderita AIDS akan terjadi infeksi oportunistik. Infeksi oportunistik adalahinfeksi yang terjadi akibat sistem kekebalan tubuh yang menurun dan dapatterjadi penyakit yang lebih berat dibandingkan pada orang yang sehat.1Seseorang dapat didiagnosis AIDS apabila terjadi infeksi oportunistik ataukanker yang berhubungan dengan infeksi HIV.22.10 Epidemiologi HIVHIV sampai saat ini masih menjadi masalah di seluruh dunia.Berdasarkan data dari UNAIDS, diperkirakan 35,3 juta orang terinfeksi HIVdi seluruh dunia pada akhir tahun 2012. Pada asia tenggara dan selatanterdapat 3,9 juta orang yang terinfeksi HIV, diantaranya 270.000 adalahinfeksi HIV baru.3,29
18Gambar 1. Perkiraan jumlah orang dewasa dan anak-anak dengan HIV.Dikutip dari kepustakaan 29.Sedangkan di Indonesia, berdasarkan data yang dikeluarkan setiap tigabulan oleh Kementrian Kesehatan RI terdapat 127.427 penderita HIV sejaktahun 2005 sampai Desember 2013. Angka ini meningkat sekitar 6,7%dibandingkan pada bulan Juli sampai September 2013. Berdasarkan jeniskelamin, pada tahun 2013 sampai dengan Juni 2013, sekitar 58,2% penderitaHIV adalah perempuan. Hal ini meningkat dibandingkan pada tahun 2012dimana penderita HIV didominasi oleh laki –laki sebesar 58%. Sedangkanmenurut cara penularan, sekitar 2,7% faktor resiko penularan AIDS adalahmelalui perinatal.4,5Kecenderungan kasus baru HIV/AIDS dan kematian karena AIDS diprovinsi Jawa Tengah cenderung meningkat. Jumlah infeksi HIV yangdilaporkan pada tahun 2012 sebanyak 607 kasus lebih sedikit dibandingkan
19pada tahun 2011 sebesar 755 kasus. Akan tetapi, kasus AIDS meningkat dari521 kasus menjadi 797 kasus pada tahun 2012. Sedangkan untuk jumlahkasus baru HIV/AIDS tertinggi adalah di kota Semarang yakni sebesar 81dari 110 kasus baru.30Gambar 2. Persentase infeksi HIV yang dilaporkan sampai bulan Juni2013 menurut jenis kelamin. Dikutip dari kepustakaan 5.Gambar 3. Persentase AIDS yang dilaporkan menurut faktor resikosampai bulan Desember 2013. Dikutip dari kepustakaan 4.
20Gambar 4. Persentase kasus baru HIV/AIDS dan kematian karena AIDSpada provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012. Dikutip dari kepustakaan 30.2.11 Etiologi dan patogenesis infeksi HIV2.11.1 Etiologi infeksi HIVHuman Immunodeficiency Virus (HIV) adalah agen penyebab dariAcquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Virus ini termasuk kedalamfamili Retroviridae dan genus Lentivirus. Retrovirus merupakan virus RNAdengan asam nukleat berupa RNA berantai tunggal. Retrovirus memilikisuatu enzim reverse transcriptase yang berfungsi mengubah RNA virusmenjadi DNApada saat menginfeksi sel penjamu. Retrovirus memilikistruktur selubung dengan nukleokapsid berbentuk ikosahedral (bidang 20).Virus HIV memiliki morfologi yang unik yakni mempunyai tonjolan-tonjolanpada permukaan virusnya. Tonjolan-tonjolan ini terutama dibentuk oleh duaprotein yakni gp120 dan gp41.7,31
21Gambar 5. Struktur dari virus HIV. Dikutip dari kepustakaan 72.11.2 Patogenesis infeksi HIVPada awalnya, protein gp120 akan berikatan dengan reseptor padapermukaan sel penjamu yakni molekul CD4. Molekul CD4 banyak ditemukanpada sel limfosit T yang berperan untuk membantu dalam sistem imunitas.Molekul CD4 juga ditemukan pada monosit/makrofag dan sel dendritik.Setelah berikatan dengan molekul CD4, protein gp120 akan mengalamiperubahan sehingga dapat memfasilitasi ikatan dengan beberapa reseptorlainnya seperti CCR5 dan CXCR4. Setalah terjadi ikatan dengan beberapareseptor tersebut, maka molekul gp41 akan menembus membran sel penjamudan berpilin sehingga selubung (envelope) virus dan membran sel penjamuakan bergabung. Setelah bergabung, virus akan melepaskan komplekspreintegrasi yang terdiri dari RNA (Ribonucleic Acid) dan enzim virus yangdiselubungi protein, masuk menuju sitoplasma sel. Seiring komplekpreintegrasi menuju inti sel, maka enzim reverse transcriptase virus akan
22mengubah RNA virus menjadi DNA (deoxyribonucleic acid) lalu selubungprotein akan terbuka.DNA virus kemudian akan masuk melalui pori-pori pada inti sel danbergabung dengan DNA sel inang dengan bantuan enzim integrasemembentuk provirus. Provirus kemudian akan mengalami proses transkripsidan translasi menghasilkan protein, enzim, dan asam nukleat virus. Bahanbahan tersebut kemudian akan disusun dan dilepaskan keluar sel sehinggaterbentuklah virus baru. Protease virus akan mengkatalisis pemecahan gagpol sehingga terbentuklah virus yang matur.7Gambar 6. Skema siklus replikasi dari virus HIV. Dikutip dari kepustakaan 7.2.12 Cara Penularan HIVSecara umum, HIV dapat ditularkan melalui 3 cara yakni:1) Penularan melalui hubungan seksual. Penularan melalui cara inimerupakan penularan yang utama. Pada negara berkembang, infeksi HIVpaling sering diakibatkan oleh hubungan heteroseksual, walaupun di
23negara-negara barat dilaporkan pula penularan melalui hubunganhomoseksual. Terdapat beberapa faktor yang semakin memperbesarkemungkinan terjadinya penularan melalui hubungan seksual yakni nilaiviral load dan adanya diskontinuitas mukosa pada saluran kelamin.72) Penularan melalui darah dan produknya. Penularan melalui cara ini dapatterjadi melalui 3 cara seperti transfusi darah, pemakaian jarum suntikyang tidak steril pada pecandu narkotika suntik, dan penularan melaluikecelakaan.323) Penularan vertikal dari ibu ke bayinya. Transmisi vertikal dapat terjadisecara transplasental, antepartum, maupun postpartum. Mekanismetransmisi intrauterin diperkirakan melalui plasenta. Hal ini dimungkinkankarena adanya limfosit yang terinfeksi masuk kedalam plasenta.Beberapa bukti adanya infeksi intrauterin adalah ditemukannya virusHIV pada jaringan bayi yang mengalami aborsi dan pada cairan amnion.Transmisi intrapartum terjadi akibat adanya lesi pada kulit atau mukosabayi atau tertelannya darah ibu selama proses kelahiran. Beberapa faktorresiko infeksi antepartum adalah pecah ketuban dini, lahir per vaginam,dan bayi kembar pertama. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhitransmisi melalui ASI yakni usia bayi, pola pemberian ASI, kesehatanpayudara ibu, dan adanya lesi pada mulut bayi. Terdapat bukti bahwasebagian besar transmisi HIV melalui ASI terjadi pada 6 bulan pertama.Bayi yang menerima ASI ekslusif memiliki resiko lebih kecil
24dibandingkan dengan bayi yang menerima cairan atau makanan padatpada bulan pertama.322.13 Tes HIVUntuk mengetahui seseorang terinfeksi HIV atau tidak, dapat dilakukantes HIV. Tes ini dilakukan untuk menemukan antibodi spesifik terhadap HIVmaupun menemukan virus atau komponen-komponennya.7 Terdapat beberapajenis pemeriksaan HIV beserta metodenya yakni: 8,28,331. Pemeriksaan HIV untuk diagnostik. Pemeriksaan ini merupakanpemeriksaan yang umum digunakan. Prinsip pemeriksaan ini adalahdengan menemukan adanya antibodi, antigen, atau keduanya.Beberapa metode tes ini adalah Enzyme Immuno Assay (EIA), Rapidtest, dan Western Blot (WB).2. Diagnosis untuk bayi. Pada bayi digunakan tes untuk mendeteksiadanya antigen p24 dan metode PCR (Polymerase Chain Reaction)untuk mendeteksi adanya DNA/RNA.3. Mengawali dan memantau pengobatan. Yang termasuk kedalam jenisini adalah hitung CD4 dan viral load.Pemeriksaan laboratorium untuk HIV menggunakan paduan nasionalyakni menggunakan strategi III dan didahului dengan pemberian konselingpra tes. Ketiga tes tersebut dapat menggunakan rapid test atau dengan EIA.Strategi III mengatakan bahwa diperlukan suatu pemeriksaan antibodi HIV
25dengan 3 prinsip tes yang berbeda. Selain itu, pasien sebelum dilakukan tesdiberikan pra tes dan konseling.34Reagensia untuk masing-masing tes dipilih berdasarkan sensitivitas danspesifitasnya. Tes pertama (A1) menggunakan reagensia yang memilikisensitivitas tertinggi yakni 99%, tes kedua (A2) menggunakan reagensiayang memiliki spesifisitas 98%, dan tes ketiga (A3) menggunakanreagensia yang memiliki spesifisitas 99%. Reagensia pada tes pertama,kedua, dan ketiga harus memiliki asal antigen dan/atau prinsip tes yangberbeda. Pada pelaporan hasil, harus dituliskan hasil dari setiap tahappemeriksaan (tes pertama, kedua, dan ketiga) diikuti dengan kesimpulan akhirberupa “reaktif”, non-reaktif”, atau “indeterminate”. Hasil disebut reaktifapabila pada tes pertama, kedua, dan ketiga didapatkan hasil positif. Hasildisebut non-reaktif apabila didapatkan hasil pada tes pertama negatif. Hasildisebut indeterminate apabila didapatkan hasil tes pertama positif dan salahsatu hasil tes kedua atau ketiga adalah negatif. Apabila didapatkan hasilindeterminate maka perlu dilakukan pemeriksaan ulang setelah 2 minggu, 3bulan, 6 bulan, dan 1 tahun. Bila sampai 1 tahun hasil masih tetapindeterminate dan pasien memiliki faktor resiko rendah, maka hasildinyatakan non-reaktif.8
26Gambar 7. Alur tes HIV dengan menggunakan strategi III. Dikutip darikepustakaan 34.2.14 Program pencegahan penularan HIV dari ibu ke anakPencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) adalah upaya yangbertujuan untuk mencegah penularan HIV dari ibu ke anak secarakomprehensif dan terintegrasi dengan program-program yang berkaitandengan pengendalian HIV/AIDS. Program ini bertujuan untuk mecegah
27penularan HIV dari ibu ke bayi, karena seorang ibu yang mengidap HIVdapat menularkan HIV kepada bayi selama proses kehamilan, persalinan,maupun menyusui.7,27,31 Infeksi HIV pada bayi sebagian besar diakibatkananak tertular dari ibunya. Selain itu, PPIA juga bertujuan untuk mengurangidampak epidemi HIV terhadap ibu dan bayi. Infeksi HIV yang menjadiepidemi dapat mengakibatkan menurunnya produktivitas dan peningkatanbeban biaya hidup akibat morbiditas dan mortalitas dari ibu dan bayi.8Upaya untuk mencegah transmisi HIV dari ibu ke anak dilakukan secarakomprehensif melalui 4 komponen / prong yakni:81) Pencegahan penularan HIV pada perempuan usia reproduktif.2) Pencegahan kehamilan yang tidak direncanakan pada perempuandengan HIV.3) ungnya.4) Pemberian dukungan psikologis, sosial, dan perawatan kepada ibudengan HIV beserta anak dan keluarganya.Prong pertama bertujuan untuk mencegah penularan HIV dari ibu keanak bahkan sebelum terjadinya hubungan seksual. Sehingga perempuanmuda tidak akan terkena infeksi HIV dan ketika hamil tidak menularkan HIVkepada bayi yang dikandungnya. Pencegahan ini menggunakan konsepABCDE yakni:8
281) A (Abstinence) yakni tidak melakukan hubungan seksual bagi yangbelum menikah.2) B ( Be faithful) yakni bersikap setia kepada satu pasangan seksual.3) C (Condom) yakni menggunakan kondom pada saat hubunganseksual.4) D (Drug no) yakni tidak menggunakan narkoba.5) E (Equipment) yakni menggunakan peralatan yang bersih, steril, sekalipakai, dan tidak bergantian.Prong kedua dilakukan dengan melakukan perencanaan kehamilan.Perencaan tersebut mencakup aspek medis dan sosial. Pada aspek medis,perlu dipertimbangkan viral load dan kadar CD4 pada ibu. Pada aspek sosial,pasangan harus sudah memahami resiko dan konsekuensi dari kehamilan,persalinan, dan pengasuhan anak. Selain itu, diperlukan pula persetujuan darikeluarga untuk menghindari penelataran anak dimasa mendatang.8Prong ketiga dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti layanan ANCyang terpadu termasuk penawaran dan tes HIV, diagnosis HIV, pemberianterapi antiretroviral, persalinan yang aman, tatalaksana pemberian makananbagi anak, pemberian profilaksis antiretroviral pada anak, dan pemeriksaandiagnostik HIV pada anak. Sedangkan untuk prong keempat, dapat dilakukandengan memberikan dukungan medis keperawatan pada ibu, bayi, dankeluarga untuk menjaga ibu dan bayi tetap sehat. Selain itu, dilakukan puladukungan psikososial pada ibu dan keluarga. Hal ini penting karena masih
29terdapatnya stigma dan diskriminasi pada Orang dengan HIV/AIDS(ODHA).8
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati dari luar.13 Menurut Skinner, perilaku adalah respon atau reaksi seseorang terhadap suatu rangsangan dari luar. Berdasarkan bentuk respons terhadap stimulus, perilaku dapat dibagi menjadi dua yakni: 13-17