Transcription

22BAB IIBIOGRAFI KH MOHAMMAD NIZAM AS-SHOFAA. Biografi KH. Mohammad Nizam As-ShofaKH. Mohammad Nizam As-Shofa dilahirkan di Sidoarjo padatanggal 23 Oktober 1973. Ia merupakan putra ketiga dari delapanbersaudara. KH. Mohammad Nizam As-shofa merupakan putra dari KH.Ahmad Saiful Huda dan Nyai Hj. Siti Maryam. KH. Mohammad NizamAs-Shofa adalah cucu dari guru mursyid tarekat (almarhum) Hadhratusas-Syaikh al-Mukarram KH. Sahlan Thalib, Krian, Sidoarjo. KH. Sahlanmerupakan Ayahanda dari Nyai Hj. Siti Maryam dan seorang ertiAlmaghfirullah Mbah ‘ud Pagerwojo, Sidoarjo dan juga AlmaghfirullahKH. Ahmad Bahru Mafdlaluddin Shaleh Al-Mahbub Rahmat Alam(Pengasuh Ponpes Salafiyah Bihaaru Bahri ‘Asali Fadlaailir RahmahTuren, Malang.1Menurut Nyai Hj. Siti Maryam sewaktu mengandung Nizam iaselalu melakukan puasa atau Tirakat karena ia telah merasakan bawasanyaNizam kelak akan menjadi seorang yang alim dan berguna bagimasyarakat banyak. Yang berguna karena prilakunya yang sesuai dengantuntunan agama serta seorang pendakwa yang menjunjung tinggi agamaIslam. Menurut Nyai Hj. Siti Maryam selama mengandung walapun HjMohammad Nizam As-Shofa, Wawancara, Sidoarjo, 22 April 2016.1digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23Nyai Hj Siti Maryam dalam keadaan puasa ia pun merasakan ketenangandan ia tidak merasakan sakit. Ketika Nizam berada dalam Kandungankedua orang tuanya kerap bermimpi hal-hal yang berkaitan dengan religi.Dan terus berlanjut hingga Nizam beranjak Dewasa.Dan ayahandanya pun yakin bawasanya Nizamlah yang akanmenjadi penerusnya dalam berdakwa. Terutama menjadi penerusnyadalam berdakwa. Terutama dalm bidang tasawuf. Karena menurut Nizamsendiri ajaran tasawuf yang selalu menjadi pemikirannya atau yangmembayangi hidupnya sedari kecil. Maka tidak salah proses tasawuf sudahmelekat dalam dirinya sejak dalam kandungan.Saat ini KH. Mohammad Nizam As-Shofa tinggal di DusunJarakan RT.03 Rw.01 Simoketawang Wonoayu Sidoarjo. Nizam, begitudia dipanggil. Pada masa kecil KH. Mohammad Nizam As-Shofabawasannnya ketika pagi hari ia sekolah di MI Bahrul ulum tepatnya dikrian dan sore harinya ia Diniyah. Setelah lulus ia melanjutkan Mondok diKiai Iskandar Umar Abdul Latif di Pesantren Darul Falah dan sekolah diMts Negeri Junwangi Krian.2 Lulus dari Tsaniwiyah, Nizam hijrah keLirboyo kediri akan tetapi hanya satu tahun setengah. Kemudian iamerantau ke Sumatra tepatnya di Aceh dan kembali pulang setelah duatahun persis. Saat berada di Sumatera KH. Mohammad Nizam As-Shofatidak sekolah. Pulang dari perantauan itu ia mondok lagi di Bekasi dansekolah di MA “El-Nurul El-Kassysyaf’ Tambun Bekasi dan langsung2Mohammad Nizam, Wawancara, Sidoarjo, 22 April 2016.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24masuk kelas dua Aliyah, setelah setahun begitu naik kelas tiga siangnyakuliah. Karena di pondok jika kelas tiga sudah boleh kulia. Ketika ituNizam kuliah di jurusan sastra Fakultas Adab “Institut Sholahuddin AlAyyubi” Tambun Bekasi Jawa Barat hingga Semester tujuh. Ia berhentidan pada tahun 1995 ia mendapat beasiswa dari PBNU kulia di KairoMesir dan belajar diUniversitas Al-Azhar di Fakultas Arab JurusanBahasa Arab.3 Karena dahulu setiap tahun PBNU memberangkatkan duasampai tiga anak. Dan ia juga ikut aktif dalam kegiatan PBNU Jawa Timurdan pada tahun 2003-2008 menjabat di Tastikul Kutul tarekat astifiah JawaTimur. Selama di kairo ia mengikuti pendidikan non formal dan selaluaktif mengikuti tarekat yang ada disana, waktu muda pun ia sudah seringmengikuti kholwat serta aktif mengikuti kajian syaikh-syaikh tarekat.4B. Kehidupan keluarga KH. Mohammad Nizam As-ShofaKH. Mohammad Nizam As-Shofa menikah dengan ibu Nyai ZuhdiyahAiniyah. Ia menikah pada tahun 24 mei 2002 dan ia dikaruniai tiga putridan dua orang putra, yakni:1. Sofia Aqila As-Shofa2. Aliyah Zahwa As-Shofa3. Mohammad Ali Wafa As-Shofa (almarhum)4. Wafia Izzah Aqila As-Shofa5. Mohammad Sulaiman Wafa5Mohammad Nizam As-Shofa, Wawancara, Sidoarjo, 22 April 2016.Abdul Wahab Machfudz, Wawancara, Sidoarjo, 29 April 2016.5Zuhdiyah Nur Ainiyah, Wawancara, Sidoarjo, 15 April 2016.34digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25Zuhdiyah berusia baru 17 tahun pada waktu itu. Wanita yangmasih mempunyai kekerabatan dengan Pondok Pesantren Darul Ulum itumengaku tidak merasa kecewa menikah dengan usia yang masih mudayang sangat bersyukur dapat menikah dengan Nizam karena ia sangatsabar. Menurut Zuhdiyah ia menikah dengan Nizam bahwasanya inisemua sudah menjadi suratan takdir dan semua yang mengatur kehidupanini hanyalah Allah. Zuhdiyah berpendapat apa yang ia cari dalam dalamkeluarga telah di dapatkan. Karena Nizam selalu sabar dan penuhpengertian meski Zuhdiyah dan Nizam selisi umurnya selisi cukup banyakyaitu dua belas tahun. Memang pada awal pernikahan Zuhdiyah dan nizammerasa canggung karena perbedaan usia Zuhdiyah dan nizam yang terpautcukup jauh akan tetapi Nizam menerima semua kekurangan yang adadalam diri Zuhdiyah. Nizam juga tidak hanya berperan sebagai suami sajaakan tetapi juga berperan sebagai seorang ayah.Sebagai seorang pendakwah Nizam hampir jarang berada dirumah ia sering memberikan pengajian di sejumlah daerah. Bahkandakwah Nizam sampai ke Singapura, Malaysia dan Thailand. Zuhdiyahdan anak-anaknya awalnya protes kepada Nizam yang lebih sering ke luarkota menggelar pengajian. Zuhdiyah merasakan ini semua adalah hal yangmanusiawi karena Nizam menjadi figur bagi keluarga, hanya saja, seiringdengan berjalanya waktu, baik Zuhdiyah dan anak-anaknya menyadaribahwa Nizam bukanlah milik keluarga saja, akan tetapi sudah milik umat.Nizam harus memberikan ceramah atau pengajian di berbagai tempatdigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26kadang anak-anaknya protes kareana Nizam jarang berkumpul dengankeluarga. Meskipun Nizam berada di rumah keluarga pun susah untukbertemu karena waktunya di habiskan untuk umat. Dan Zuhdiyahmenyingkapi semua kesibukan Nizam ini dengan ikhlas karena Nizammilik umat. Nizam harus berdakwa dan ini kepentingan agama. Di dalamkeluarganya Nizam pun sikapnya tegas, sabar, tekun, ulet, dan ia sangatmenyayangi keluarganya.6C. Kiprah KH. Mohammad Nizam As-ShofaAtas ketekunannya dalam memuntut ilmu dan di barengi denganketaatan kepada Allah SWT, telah mewarnai kehidupan yang dipenuhidengan ketawadhuan dan semangat perjuangan yang sangat tinggi untukmenyampaikan agama Allah SWT. Adapun kiprah yang pernah dijabatnyaatau disandangnya diantaranya:1. Sebagai pengasuh dan pendiri Yayasan Pondok Pesantren ahlus-ShofaWal-Wafa Simoketawang Wonoayu Sidoarjo2. Sebagai pencipta dan pelantun Syi’ir Tanpo Waton3. ChalidiyahKH. Mohammad Nizam As-Shofa merupakan pengasuhYayasan Pondok Pesantren Ahlus-Shofa Wal-Wafa SimoketawangWonoayu Sidoarjo. Nizam merupakan guru pembimbing TarekatSulistyono,” Abi Milik Umat, Saya Ikhlas,”( Sidoarjo: Yayasan Pondok Pesantren Ahlus-ShofaWal-Wafa, 2015), 26.6digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27Naqsabandiyah Chalidiyah, sekaligus pencipta dan pelantun Syi’ir TanpoWaton sekaligus pemegang Hak Cipta Syai’ir Tanpo Wathon.Tarekat Naqsabandiyah merupakan tarekan yang didirikan olehSyeh Mohammad Bin al-Husaini Bahauddin an-Naqsabandi al-uwaysi alBukhori. Ia juga merupakan uwaysi dalam hubunganya dengan Rasulullahkarena ia dibesarkan dalam hadirat spiritual Syaikh Abdul Khaliq alFajduwani, yang telah mendahuluinya dan tidak perna ditemuinya didunia. Hal ini sama dengan Uways al-Qarni, seorang tabi’in yangmendapatkan pelajaran spiritual langsung dari Rasulullah SAW. SyaikhBahauddin An-Naqsyabandi di lahirkan pada tanggal 15 Muharram 717Hijriah bersamaan 1317 Masehi di desa Qashrul Hiduwan (kemudian dikenal dengan nama Qashrul Arifan), beberapa kilometer dari BukharaUzbekistan Asia Tengah.Nasabnya bersambung dengan Rasulullah SAW melaluiSayidina al-Husain. Semua keturunan al-Husain di Asia Tengah dan anakBenua India lazim diberi gelar Shah, sedangkan keturunan al Hasan biasadikenal dengan gelar Zadah dari kata bahasa arab Saaddah (bentuk Al-Hasan:“sesungguhnya anakku ini adalah seorang Sayyid.7Nizam mengadakan pengajian tasawuf setiap Rabu malam yangdiikuti oleh ribuan jamaah putra-putri di Yayasan Pondok PesantrenAhlus-Shofa Wal-Wafa Simoketawang Wonoayu Sidoarjo. NizamSulistyono,”Syaikh Bahauddin, Sang Pendiri tarekat Naqsabandiyah,” (Sidoarjo: YayasanPondok Pesantren Ahlu-Shofa Wal-Wafa, 2015)., 20.7digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28mendalami ajaran tasawuf disaat ia berada di Universitas Al-Azhar. DiMesir Nizam selalu aktif mengikuti tarekat. Ia aktif mengikuti tarekat danaktif mengikuti kajian syekh-syekh tarekat di mesir. Sebelum berangkat keKairo ia sudah mendalami tarekat dengan guru-gurunya di pondok Bekasi,akan tetapi berkembang pesat ketika berada di Mesir, hal ini karena iasering berdiskusi dan mengunjungi Ulama serta syekh yang ada di sana.Kitab yang di kaji adalah Kitab jami’ul Ushul Filauliya’ (Syaikh AhmadDhiya’uddin Musthofa Al-Kamisykhonawy) dan kitab Al-Fathur Rabbaniwal Faidur Rahmany (Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani).Nizam pun mengembangkan ilmu Tarekatnya di Tanah Airsetelah Pulang Dari Kairo Mesir sekitar tahun 2002 ia mulai mengajarkanpengajian tasawuf di Tegal Tanggul Wonoayu yang biasa disebut denganpengajia “Reboan Agung” dan ia mengajarkan menggunakan Kitab alHikmah dan Jami’ul Usul Fi-Auliyah. Pada saat itu sejumlah kiai setempatsemuanya menentang keras karena di anggap ajaran sesat. Tetapi seiringberjalannya waktu masyarakat disana dapat menerima ajaran yang disampaikan Nizam. Dan pengajian ini di dadakan setiap hari rabu malampengajian ini diikuti setidaknya 3500 jamaah menghadiri setiap pengajianreboan agung. Yang datang tidak hanya dari sekitar pondok, tetapi jamaahitu juga datang dari sidoarjo, bahkan juga ada dari jombang dan sejumlahkota lainnya di jawa timur. tahun 2000 sebelum mendirikan pengajiantarekat di Tanggul ia belum menyelesaikan kulianya yang hanya kurangdua mata kulia saja akan tetapi ia pergi ke tanah air untuk mengurusdigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29keperluaan beasiswa S2-nya yang telah di janjikan oleh seorangpengusaha, akan tetapi pada akhirnya malah menjadi “petaka”, artinyajanji beasiswa yang telah di janjikan itu tak kunjung datang, padahal iasudah kembali ke tanah air. Akan tetapi maksud hati ingin melanjutkanS2-nya setelah lulus dari Fakultas Arab Jurusan Umum di Universitas AlAzhar Mesir kenyataannya menjadi lain setelah sampai di tanah air sangpengusaha tersebut menjajanjikan S2 untuk jurusan Ekonomi Islam.Jurusan ini tidak sesuai dengan keinginan ia yang tidak searah denganjurusan S1-nya. Dan iapun menolak beasiswa tersebut. Akan tetapi iaterlanjur berada di tanah air, seandai saja Nizam mengetaui dari awalbahwa jurusan yang di dapatkan tidak sesuai dengna S1-nya maka ia tidakpulang ke tanah air dan ia memikirkan bagaimana dengan dua mata kuliayang masih belum di selesaikan, akan tetapi dengan berbagaipertimbangan akhirnya ia tidak kembali lagi ke Mesir.Nizam tidak menyesali dengan keputusan yang telah di ambilkarena ia beranggapan bahwa ini semua sudah menjadi suratan takdir dariAllah. Ia pun menjalani semua ini dan meyakini bahwasannya Allah pastimempunyai rencana lain yang lebih indah.8 Nizam lebih memilih jalurtasawuf karena tasawuf atau sufisme, adalah ilmu untuk mengetahuibagaimanacara menyucikan jiwa. Menjernikan akhlaq, membangun dhairdan batin serta untuk memperoleh kebahagian yang abadi. Tasawuf adalahilmu yang bidang kegiatannya berhubungan dengan pembinaan mentalMohammad Nizam As-Shofa, Wawancara, Sidoarjo, 22 April 2016.8digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30rohani agar selalu dekat dengan hubungan secara sadar antara manusiadengan Tuhannya untuk mendekatkan diri kepada-Nya dengan mengikutikonsep-konsep yang ada dalam tasawuf.Bagi KH. Mohammad Nizam As-Shofa dakwah merupakantugas suci yang harus dilaksanakan. Berdakwah bagi ia bukan hanyasebagai kewajiban belakang. Akan tetapi, berdakwah merupakan sebuahkebutuhan guna menjaga umat Islam agar selalu berada pada jalur yangbenar. Nizam tidak hanya berdakwah di dalam negeri saja akan tetapi iamenyebarkan dakwanya hingga ke luar negeri iapun sudah berceramahhingga negara Singapura, Thailand, dan malaysia. Ini semua ia lakukandemi menyebarkan syiar agama Islam. Dan Nizam pun membuka cabangpengajian Reboan Agung di Malaysia. Karena ada salah satu kerabat dimalaysia yang akan membuka pondok bernafaskan tasawuf. Inimerupakan tantangan bagi Nizam untuk mengajarkan dan mensyiarkanagama Islam. ia pun tidak merasa lelah dalam mensyiarkan agama kemanapun tempatnya. Karena ajaran tasawuf menurut ia harus disebar luaskan.Ajaran tasawuf yang ia syiarkan adalah yang mengacu kepada ajaran Islammurni.Nizam mengungkapkan bahwa ia menggunakan beberapa caraberdakwah agar dapat di pahami dengan mudah oleh masyarakat.Berdakwah dengan hikmat, artinya dakwah dengan “contoh yang baik”, didalamnya bisa terdapat tingkah laku atau tutur kata yang baik. Jika tingkahlaku dan tutur kata itu di teladani, maka dapat menyentuh dan mengubahdigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

31sikap orang lain, berarti di dalmn terdapat hikmah. Dakwah denganhikmah jauh lebih efektif karena tantangannya sedikit, tetapi dampaknyasangat besar. Kebanyakan orang lebih senang meneladani suatu kebajikanatas dasar kesadaran diri dari pada di paksa orang lain. Biarlah para mad’umelihat, menghayati, dan mengikuti prilaku baik itu.Mohammad Nizam As-Shofa menggunakan metode dakwah alhikmah yang dapat mempengaruhi mad’u (jamaah, santri) sehinggadengan kesadaran sendiri tanpa adanya keterpaksaan. Metode al-hikmah ialaksanakan dengan bil-lisan dan bil-hal dalam mengajak mad’u menuju kejalan Allah tidak terbatas pada perkataan lembut, memberi semangat,sabar, ramah, dan lapang dada, tetapi harus telaten menghadapinya.9Nizam juga mengatakan kepada para jamaahnya torikoh agarsetiap para jamaah tidak boleh melupakan kewajibanya yang ada di duniaorang yang mengikuti tarekat tetap menjalankan kewajibanya untukmencari nafkah dunia dan akhirat tidak lupa untuk memenuhikeawajibanya untuk keluarganya karena ia tidak mau di pandangbahwasanyaorang yang mengikuti tarekat adalah orang yang hanyamelakukan dzikir saja dan tidak mau bekerja atau pun berusaha dalamkehidupannya. Karena ia selalu mengingat pesan gurunya sewaktu diMesir yaitu Syeh Jajar mengatakan kepada Nizam janganlah kamumenjadi seorang kiai apabila kamu belum sukses atau mempunyai usahasendiri karena apabila kamu telah sukses maka dakwah yang di sampaikanAinur Rif'ah, “Metode Dakwah KH.Mohammad Nizam As-Shofa”, (Skripsi, UIN Sunan AmpelFakultas Dakwa, Surabaya, 2013), 589digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

32bisa menjadi ikhlas dan tidak mengharapkan imbalan apapun dari oranglain.Nizam lebih senang apabila para jamahnya selalu berkerja kerasdalam mencari nafkah untuk memenuhi kehidupan dunianya, iamengatakan apabila seorang jamaanya ingin memulai sebuah usaha akantetapi tidak mempunyai modal maka ia dan pondok akan meminjamkanmodal orang tersebut untuk memulai sebuah usahanya asalkan semua itubenar-benar dilakukan dengan tekun, amanah, dan sabar. Karena setiapusaha ada saja kegagalan akan tetapi bila di lakukan dengan sabar, ikhlas,tekun, amanah. Maka Allah akan membantu kepada setiap hambanya yangingin berusaha.Nizam selalu mengatakan kepada para jamaanya agar selalusabar dalam mengalami goncangan besar dalam setiap kehidupan. Karenamenurut ia sabar tidak hanya dilakukan dalam bentuk lisan tetapi harusdalam tindakan. Karena sudah saatnya melaksanakan ajaran-ajaran Islamdengan tindakan, tidak hanya bisa memberikan arti atas makna sabartersebut.10a. Karya-karya KH. Mohammad Nizam As-Shofa1) Selama berada di tanah air ia selalu menyampaikan dakwahnyadengan mengadakan pengajian rutinan yang di laksanakan setiaphari rabu ia pun menggunakan berbagai metode dakwah yang dapatdifahami dengan muda oleh masyarakat salah satunyametodeAbdul Wahab Machfud, Wawancara, Sidoarjo, 5 Mei 2016.10digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

33dakwah menggunakan syi’ir-syi’ir atau lantunan-lantunan yangbernafaskan islam. Contonya syi’ir tanpo waton yang seringdidengar Setiap menjelang shalat lima waktu, masjid-masjid disebagian besar di Jawa Timur, selalu mengumandangkan syi-irdalam bahasa Jawa. Suara berat dan lembutnya orang yakin betuljika pemiliknya adalah KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Syi-iryang terlihat sederhana itu maknanya sangat dalam sekali. Lebihdari itu, dengan suara yang khas, jika diresapi, maknanya sangatmenyentuh hati. Jika diikuti dari awal hingga akhir syi-ir semualapisan masyarakat, tak peduli pangkat ataupun derajatanya, tinggimaupun rendah status sosialnya, beriman atau abangan akantersindir dengan syi-iran itu.Yang di dalam bait-bait syi’ir yang mempunyai maknadalam dan begitu menyejukkan sekaligus mengingatkan padarealita kehidupan saat ini. Syi’ir ini ia ciptakan karena awalnya gatasnamakan Islam. Di samping itu ia melihat kondisi umatsaat ini tidak sesuai dengan kualitas umat Islam pada zamansahabat Rasul. Dan ia melihat di zaman sekarang ini banyak sekaliia jumpai para kiai, para ulama, dari sisi keikhlasan, keseriusandalam menyiarkan agama Islam berbeda dengan kualitas ulamadengan zaman dahulu.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

34Syi’ir ini Nizam ciptakan ketika ia sering kholwat menyendiri dikamar. Di sela-sela itu bait demi bait tercipta. Alasan terpentingterciptanya syi’ir tersebut. Kata-kata dalam setiap bait dalam syi’iradalah hasil dari pemahaman ia yang diperoleh dari pengajian denganbersama gurunya. Dahulu bait syi’ir tanpo waton itu terdapat tujuhbelas bait akan tetapi di sederhanakan menjadi tiga belas bait.Dalam syi’ir tersebut terdapat pesan moral yang ingin di sampaikanoleh Nizam bawasannya seseorang harus benar-benar mentauhidkanAllah. Menyatutukan segenap organ dalam tubuhagar selalu mengingattentang Allah. Di samping itu setiap manusia harus belajar untukberhenti melihat aib-aib dan kekurangan orang lain. Sebaliknya, kitaharus selalu sibuk melihat aib kita sendiri bukan aib orang lain.11Nizam juga menjelaskan satu persatu makna yang terkandung dalamtiap bait syi’ir tersebut. Seperti; “Duh bolo konco priyo wanito, ojomung ngaji syari’at bloko, gur pinter ndongeng nulis lan moco, tembemburine bakal sengsoro.”(wahai saudara pria dan wanita, janganmengkaji ilmu syariat saja, yang hanya pintar bercerita, menulis dantidak pandai mengamalkan, pada ahirnya akan sengsara).Nizam menjelaskan, dalam syi’irnya tidak ada kata-kata memerintah,namun lebih pada kalam pemberitahuan khabar. Segala tata budi,amal-amal yang baik dilakukan manusia di beritahukan dalam bentuksastra jawa, terkait hendak di lakukan atau tidak iyu tergantung pada11Mohammad Nizam As-Shofa, Wawancara, Sidoarjo, 4 Mei 2016.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

35pelantun dan pendengar. Dalam tiap bait syi’ir tersebut, terdapatbanyak sekali wejangan–wejangan terkait (lelakon) prilaku manusiaterhadap dirinya, sesama dan Tuhannya, begitu yang diajarkan dalamtasawuf, karena Nizam mengaku mengumpulkan syi’ir ini saat iabelajar tasawuf.Untuk melantunkan syi’ir tanpo waton dan telah berkembang hinggasaat ini. ia tidak mempermasalahkan syi’ir tanpo waton ini diakui olehsiapapun. Akan tetapi jamaah reboan yang beprofesi sebagai pengacaramenghak patenkan syi’ir ini agar tidak ada yang mengaku bahwa syi’irini benar-benar karya Nizam. Nizam mengatakan, jika syi’ir inimemang sempat dilantunkan di depan almarhum Abdurahman Wahiddan Abdurahman Wahid menyukainya, Ketua Umum Pengurus BesarNahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj, yang dikenal sangatdekat dengan Abdurahman Wahid menegaskan bahwa syiir TanpoWathon bukanlah ciptaan Abdurahman Wahid. Abdurahman Wahidhanya menyumbang dua bait istighfar pada Syi’ir Tanpo Wathon.Yaitu: Astagfirullah robbal baroya Astagfirulloh minal khootooyaRobbi zidni 'ilmannaafii'a Wawaffikni 'amalansoliha. Yarosulallohsalammun'alaik. Yaa rofi'asysyaani waddaaroji. 'athfatan yaajirotall'alami. Yaauhailaljuu diwalkaromi.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

36Hanya dua bait inilah yang disumbang oleh almarhum.12Abdurahman Wahid pun berharap syi’ir ini agar dapat dilestarikan.Hanya saja setelah itu muncul kaset syi’ir tanpo waton dengan gambarAbdurahman wahid dan syi’ir ini langsung melejit terlebih setelahAbdurahman Wahid meninggal. Sebagai pencipta Nizam bersyukurjika syi’ir yang melalui perenungan, penyusunan panjang ini dapatditerima oleh masyarakat. Selain syi’ir tanpo waton masih banyakkarya ia tentang syi’ir yang benafaskan Islam dan kehidupanmanusia.132). Ada juga buku karya ia yang berjudul “Mengenal TarekatNaqsyabandiyah Chalidiyah”. Yang di dalamnya berisikan tentangajaran-ajaran tasawuf dan juga didalamnya terdapat penjelasan tentangTarekat Naqsyabandiyah mulai dari apa tarekat itu, siapa yang bolehbertarekat, kapan waktunya yang tepat untuk bertarekat, mengapahseseorang harus bertarekat, dan bagaimana tata cara bertarekat. 14 Iajuga aktif menulis dan berdakwa tentang kajian-kajian tasawuf dantausiyahnya di majalah karena menurut Nizam berdakwa tidak hanyadapat di lakukan dengan adanya pengajian atau secara tatap muka akantetapi dapat dilakukan di mana saja tidak terkecuali di media sosialdapat di jadikan sarana prasarana untuk berdakwah.Sya'roni As-Samfuriy,”syi’ir tanpo waton gus dur raf Ulama dan Habaib Syi-iranpo Waton/GusDur/KaryaSiapa. html (1 juni 2016 13.10)13Sulistyono, “(Sidoarjo: Yayasan Pondok Pesantren Ahlus-Shofa Wa- Wafa, 2015),16.14As-Shofa Mohammad Nizam, Mengenal Tarekat Naqsyabandiyah Chalidiyah(Sidoarjo: BinaKarya, 2014), 312digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Almaghfirullah Mbah ‘ud Pagerwojo, Sidoarjo dan juga Almaghfirullah KH. Ahmad Bahru Mafdlaluddin Shaleh Al-Mahbub Rahmat Alam (Pengasuh Ponpes Salafiyah Bihaaru Bahri ‘Asali Fadlaailir Rahmah Turen, Malang.1 Menurut Nyai Hj. Siti Maryam sewaktu mengandung Nizam ia selalu melakukan puasa atau Tirakat karena ia telah merasakan bawasanya