Transcription

OPTIMASI JENIS DAN KONSENTRASI PLASTISIZERPADA FORMULASI MEMBRAN EKSTRAK BELUT(Monopterus albus)SKRIPSI SARJANA FARMASIOlehKHALIDAZIANo. BP: 1111012089FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS ANDALASPADANG2016

KATA PENGANTARAlhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWTyang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya. Kemudian shalawat dan salamsemoga disampaikan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Berkat rahmat dankarunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “OPTIMASI JENISDAN KONSENTRASI PLASTISIZER PADA FORMULASI MEMBRAN EKSTRAKBELUT (Monopterus albus)”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untukmendapatkan gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Andalas.Kelancaran proses penulisan skripsi ini berkat usaha, do’a, bimbingan dariberbagai pihak, terutama orang tua, dosen, adik, serta keluarga yang senantiasamemberikan bantuan moril maupun materil. Ucapan terima kasih dan penghargaanyang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada:1. Ibu Dra. Rahmi Nofita R. M.Si, Apt dan Ibu Dr. Febriyenti, S.Si, M.Si, Aptyang telah meluangkan waktu dan mencurahkan fikiran untuk membimbingdan memberikan pengarahan selama penelitian dan penulisan skripsi ini.2. Bapak Prof. Dr. Almahdy A, Apt selaku Penasehat Akademik yang telahmembantu dalam kelancaran studi penulis.3. Bapak Prof. Dr. Almahdy A, Apt, Ibu Lili Fitriani, M. Pharm.Sc, Apt danIbu Nova Syafni, M.Farm, Apt yang telah meberikan masukan dan saranpada ujian komprehensif.i

4. Ibu Dr. Febriyenti, S.Si, M.Si, Apt selaku kepala Laboratorium SedianSemisolid Fakultas Farmasi dan Uni Len selaku analis yang telahmemberikan izin, fasilitas, dan bantuan untuk memperlancar penelitian ini.5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Farmasi yang telah memberikan ilmu yangberguna bagi penulis.6. Bapak dan Ibu karyawan dan staff di Fakultas Farmasi7. Orang tua tercinta Amak dan Abah, M. Wahyu, M. Shaleh Yazid, SalimDrajat, Aulia Ramadhani dan keluarga yang selalu memberikan do’a,semangat dan bantuan moril maupun materil.8. Teman-teman Josh’er, kakak dan adik SQ’ers serta teman sepembimbingan.Juga kepada pembina asrama UNAND dan adik-adik asrama angkatan ke11 yang telah bersama mengukir kenangan indah setahun terakhir. Temanteman EMPIRE, serta semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsiini. Buat sahabat di UKM PIKA, UKM FKI RABBANI dan FSLDKSUMBAR terima kasih atas waktu berharga selama menjadi pengurusmaupun setelahnya.Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada semuapihak yang telah membantu penulis. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi inijauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikuntuk perbaikan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaatbagi perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan.Padang, Juli 2016ii

ABSTRAKFormulasi membran ekstrak belut sebagai penutup luka telah dilakukan. Tujuanpenelitian adalah untuk melihat pengaruh jenis plastisizer dan konsentrasinyaterhadap ketebalan, sifat mekanik dan permeabilitas terhadap uap air membran.Ekstrak belut diformulasi dengan PVA, nipagin, nipasol dan tiga jenis plastisizeryaitu gliserin, propilen glikol dan polietilen glikol. Evaluasi membran berupapenampilan, ketebalan, sifat mekanik dan permeabilitas terhadap uap air. Hasilpenelitian menunjukkan, penggunaan jenis plasticizer yang berbeda memberikanpengaruh teerhadap kekuatan daya regang, persen pertambahan panjang danModulus Young’s membran ekstrak belut. (p 0,05). Konsentrasi plasticizer yangberbeda memberikan pengaruh terhadap nilai ketebalan, kepada kekuatan dayaregang, persen pertambahan panjang dan Modulus Young’s membran ekstrak belut.(p 0,05). Formula membran ekstrak belut yang memiliki persen pertambahanpanjang yang bagus dan bersifat permeabel adalah formula dengan plasticizergliserin 3% dan gliserin 5%.iii

ABSTRACTMembrane formulations of eels extract for wound-healing have been performed.The aim of this study was to evaluate the influence of plasticizer and theirconcentration on the thickness, mechanical properties, and water vaporpermeability. Eels extract was formulated concomitantly with PVA, nipagin,nipasol and three plasticizers which were glycerol, propylene glycol andpolyethylene glycol as membrane. Membrane evaluations included generalappearance, thickness, mechanical properties and water vapor permeability.Results showed that the use of different types of plasticizers which gave significanteffect to the tensile strength, elongation at break and Young's Modulus ofmembrane formulation of eels extract (P 0.05). On the other hand concentrationof plasticizer affect to the value of the thickness, tensile strength, elongation atbreak and Young's Modulus of eels membrane extract (P 0.05). Membraneformulations of eels extracts that had good elongation at break and permeable wereglycerin 3% and glycerin 5%.iv

DAFTAR ISIHalamanKATA PENGANTAR . iABSTRAK . iiiABSTRACT . ivDAFTAR ISI . vDAFTAR TABEL . viiiDAFTAR GAMBAR . xiDAFTAR LAMPIRAN . xiiiI. PENDAHULUAN . 1II. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Klasifikasi dan Deskripsi Belut . 42.2 Ekstraksi . 82.3 Luka . 102.4 Penutup Luka . 132.5 Membran . 142.5.1Klasifikasi Membran . 152.5.2Sifat dan Karakteristik Membran . 162.5.3Bahan Pembentuk Membran . 16v

2.6 Plasticizer . 182.7 Pembuatan Membran . 222.8 Evaluasi Membran . 222.8.1. Penampilan . 222.8.2 Ketebalan Membran . 222.8.3 Penentuan Sifat Mekanik . 232.8.4 Permeabilitas Terhadap Uap Air . 23III. PELAKSANAAN PENELITIAN3.1 Waktu dan Tempat Penelitian . 253.2 Alat dan Bahan . 253.3.1 Alat . 253.3.2 Bahan . 253.3 Prosedur Penelitian . 263.3.1 Pengambilan Sampel . 263.3.2 Identifikasi Belut . 263.3.3 Pembuatan Ekstrak Belut . 263.3.4 Pemeriksaan Pendahuluan . 263.3.5 Penyiapan Formula Sediaan Membran . 273.3.6 Evaluasi . 273.4 Variabel Penelitian . 293.5 Analisa Data . 29IV. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil Penelitian . 30vi

4.1.1 Identifikasi Belut . 304.1.2 Karakteristik Ekstrak Belut . 304.1.3 Hasil Evaluasi Membran. 314.2 Pembahasan. 33V. KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan . 405.2 Saran . 40DAFTAR PUSTAKA. 41vii

DAFTAR TABELTabelHalaman1. Komposis Zat Gizi Belut/ Monopterus albus . . 62. Komposisi Asam Lemak dari Ekstraksi Minyak Belut . 73. Kandungan Asam Amino Ekstrak Minyak Belut . 84. Formulasi Membran . 275. Evaluasi ekstrak belut . . 466. Hasil uji penampilan . 477. Tebal membran ekstrak belut (mm) . 488. Hasil perhitungan statistik Analysis of Variance (ANOVA) duaarah permeabilitas membran (SPSS 16), hubungan antara variabel jenisdan konsentrasi plasticizer terhadap tebal membran (mm) . 489. Uji Duncan antara variabel jenis plasticizer dengan tebal membran (mm) 4910. Uji Duncan antara variabel jenis plasticizer dengan tebal membran (mm) 4911. Sifat mekanik membran 4912. Hasil perhitungan statistik Analysis of Variance (ANOVA) dua arahpermeabilitas membran (SPSS 16), hubungan antara variabel jenis dankonsentrasi plasticizer terhadap kekuatan daya regang (N/mm2) 5013. Uji Duncan antara variabel jenis plasticizer dengan kekuatan dayaregang (N/mm2) . 5014. Uji Duncan antara variabel konsentrasi plasticizer dengan kekuatanviii

daya regang (N/mm2) . . 5015. Hasil perhitungan statistik Analysis of Variance (ANOVA) dua arahpermeabilitas membran (SPSS 16), hubungan antara variabel jenis dankonsentrasi plasticizer terhadap pertambahan panjang (%) . 5116. Uji Duncan antara variabel jenis plasticizer dengan pertambahanpanjang (%) 5117. Uji Duncan antara variabel konsentrasi plasticizer denganPertambahan panjang (%) . 5118. Hasil perhitungan statistik Analysis of Variance (ANOVA) dua arahpermeabilitas membran (SPSS 16), hubungan antara variabel jenis dankonsentrasi plasticizer terhadap Modulus Young’s (N/mm2) 5219. Uji Duncan antara variabel jenis plasticizer dengan Modulus Young’s(N/mm2) 5220. Uji Duncan antara variabel jenis plasticizer dengan Modulus Young’s(N/mm2) 5221. Nilai permeabilitas terhadap uap air membran . 5322. Penentuan Kv alat . 5323. Hasil pengukuran viskositas F1A . 5424. Hasil pengukuran viskositas F1B . 5425. Hasil pengukuran viskositas F1C . 5526. Hasil pengukuran viskositas F2A . 5527. Hasil pengukuran viskositas F2B . 5628. Hasil pengukuran viskositas F2C . 56ix

29. Hasil pengukuran viskositas F3A . 5730. Hasil pengukuran viskositas F3B . 5731. Hasil pengukuran viskositas F3C . 58x

DAFTAR GAMBARGambarHalaman1. Belut sawah (Monopterus albus) . 52. Struktur kimia gliserin . 193. Struktur kimia polietilen glikol . . 204. Struktur kimia propilen glikol . 215. Ekstrak belut . 466. Rheogram Formula F1A . 597. Rheogram Formula F1B . 598. Rheogram Formula F1C . 609. Rheogram Formula F2A . 6010. Rheogram Formula F2B . 6111. Rheogram Formula F2C . 6112. Rheogram Formula F3A . 6213. Rheogram Formula F3B . 6214. Rheogram Formula F3C . 6315. Texture Analyzer . 6316. Cetakan membran . 6417. Botol uji permeabilitas terhadap uap air 6418. Membran . 6519. Hasil identifikasi belut . 66xi

20. Sertifikat analisa nipagin . 6721. Sertifikat analisa PVA . 6822. Sertifikat analisa propilenglikol 69xii

DAFTAR LAMPIRANLampiranHalaman1. Skema Kerja Pembuatan Membran Ekstrak belut . . 452. Evaluasi Ekstrak Belut . . . 463. Evaluasi Membran . . . 474. Dokumen Pendukung . . . 66xiii

BAB IPENDAHULUANLuka adalah kerusakan jaringan anatomi kulit yang disebabkan olehberbagai faktor. Luka dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu lukatertutup dan luka terbuka. Contoh luka tertutup adalah memar dan hematoma,sedangkan contoh luka terbuka berupa sayatan benda tajam, luka tembak, lukabedah, luka metabolik dan lain-lain. Selain itu juga ada yang dinamakan luka bakar.Luka bakar adalah jenis luka yang disebabkan oleh sengatan listrik, api, dan zatkimia yang mudah terbakar (Sezer et al., 2011).Dahulu pengobatan luka dilakukan dengan membiarkan luka tersebutmenjadi kering dan membentuk suatu lapisan keras yang kemudian akanmengelupas dengan sendirinya. Namun, seiring perkembangan zaman, tepatnya 30tahun yang lalu, pengobatan luka sudah mengalami perubahan, diketahui luka akancepat sembuh jika ditutup dengan suatu penutup lembab. Secara tradisionaldigunakan kain kasa yang terbuat dari katun. Kemudian bentuk penutup tersebutterus berkembang sehingga sekarang muncul berbagai penutup luka seperti penutupluka hidrokoloid, alginat, hidrogel, membran adhesif semi permeabel, foam (busa)dan pengganti kulit buatan (Santos et al., 2006; Boateng et al., 2007). Diantarapenutup luka tersebut membran merupakan salah satu penutup luka yang memilikibanyak kelebihan diantaranya bersifat transparan sehingga mudah diamati tingkatkesembuhan luka tersebut, nyaman digunakan pada siku dan lutut karna bersifatelastis dan tidak mudah robek. Selain itu membran juga bersifat permeabel terhadap1

oksigen, uap air dan karbondioksida sehingga jaringan kulit masih dapat melakukanrespirasi (Boateng et al., 2007; Cockbill, 2007).Membran adalah bentuk sediaan farmasi yang memiliki ketebalan antaramikrometer (μm) sampai milimeter (mm) yang dibuat dengan berbagai metodemenggunakan satu polimer atau lebih. Polimer merupakan bahan utama dalampembuatan membran. Kemudian ditambahkan plasticizer sebagai pembentukmembran agar elastis dan fleksibel. Plasticizer dapat menurunkan gayaintermolekul dan meningkatkan fleksibilitas film dengan memperlebar ruangkosong molekul dan melemahkan ikatan hidrogen rantai polimer. Jumlahplasticizer yang digunakan pada pembuatan film dapat mempengaruhi kekuatandaya tarik lapisan film. Dalam formulasi membran digunakan tiga jenis plasticizerdengan konsentrasi yang berbeda. Pada penelitian Febriyenti et al. telah dilakukanpembuatan membran madu dengan plasticizer gliserin, polietilen glikol danpropilen glikol dimana ketiga plasticizer ini merupakan golongan poli alkohol(Cervera et al., 2004; Suppakul, 2006).Membran dengan struktur ikatan polimer yang homogen digunakan untukmengobati area kulit yang rusak dan secara umum melindungi daerah luka daripengaruh faktor eksternal (Verma, 2000; Stashak et al., 2004). Selain sebagaipenutup luka membran juga dapat berfungsi membantu penyembuhan luka dengankeberadaan zat aktif yang terkandung di dalam membran. Beberapa penelitiansebelumnya telah menambahkan bahan alam sebagai zat aktif ke dalam formulamembran seperti madu (Febriyenti et al, 2014) dan chitosan (Khan et al., 2000).2

Belut merupakan salah satu hewan kelas pisces yang memiliki banyakkandungan bermanfaat bagi manusia. Diketahui belut mengandung asam lemakomega-3 dan omega-6. Kandungan asam arakidonat dan DHA dalam minyak badanbelut adalah 8,25 dan 6,21 g/100 g lemak (Razak et al., 2001). Berdasarkanpenelitian Mulyani (2015) kandungan asam lemak penyusun ekstrak belutdidominasi oleh asam oleat (19,7%), asam palmitat (18,7%), pentadecanoic acid(15,81%) dan octadecanoic acid (4,87%). Asam lemak omega 3 dan omega 6berperan penting pada proses penyembuhan luka. Asam lemak omega 3 berperansebagai anti inflamasi yang bekerja menghambat produksi eikosaniod (Williams etal., 2003). Oleh karena itu belut dapat dijadikan sebagai nutrisi tambahan untukmempercepat proses penyembuhan luka.Dari uraian diatas telah dilakukan penelitian formulasi membran ekstrakbelut dengan variasi plasticizer dan konsentrasinya dengan tujuan melihat pengaruhjenis dan konsentrasi plasticizer terhadap ketebalan, sifat mekanik danpermeabilitas membran.3

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Klasifikasi dan Deskripsi BelutBelut dikenal sebagai hewan nocturnal atau hewan yang aktif pada malamhari sedangkan pada siang hari belut membuat lubang di dalam lumpur untukbersembunyi. Belut tergolong karnivor atau pemakan hewan sehingga dikenalsebagai predator bagi berbagai jenis hewan kelas ikan, cacing, siput dan hewan kecilyang hidup di perairan (Kordi, 2011; Roy, 2009). Belut dapat diklasifikasikansebagai berikut (Kottetal et al., 1993):Filum: ChordotaKelas: PiscesSub kelas: ActinopterygiiOrdo: SynbranchiformesFamili: SynbranchoidaeGenus: Monopterus/FlutaSpesies: Monopterus albus/Fluta albaSecara taksonomi belut termasuk ke dalam kelas pisces akan tetapi belutmemiliki ciri fisik yang agak berbeda dengan kelas pisces lainnya. Belut memilikibentuk badan panjang dan bundar mirip ular, namun tidak bersisik, sehinggatubuhnya sangat licin. Panjang belut sawah dapat mencapai 90 cm dan berat 1kg/ekor dimana badan belut lebih panjang dari ekornya.4

Gambar 1. Belut sawah (Monopterus albus)Belut memiliki warna kecoklatan, mulutnya dilengkapi gigi-gigi kecil,runcing berbentuk kerucut dengan bibir berupa lipatan kulit yang lebar. Belut hidupdiperairan dangkal dan berlumpur, tepian sungai, kanal, serta danau dengan kedalaman kurang dari 3 meter. Belut di habitat aslinya hidup pada media berupa 80%lumpur dan 20% air (Roy, 2009; Kordi, 2011).Belut termasuk hewan hemoprodit protogini, yaitu sebutan bagi ikan yangmengalami fasa hidup sebagai betina pada awalnya kemudian berubah sebagaijantan karena memiliki gonad yang mampu berdiferensiasi dari fasa betina ke fasejantan. Belut yang masih muda memiliki gonad testes dan ovarium, setelah jaringanovariumnya berfungsi dan dapat mengeluarkan telur, kemudian terjadi masa transisiyaitu membesarnya jaringan testes dan ovariumnya mengecil. Belut yang sudah tuatelurnya telah tereduksi sehingga sebagiaan besar gonadnya terisi oleh jaringantestes (Warisno et al., 2010).Komposisi gizi belut tidak kalah dibanding dengan pisces lainnya. Belutmemiliki kandungan protein, lemak, mineral dan vitamin. Komposisi gizi belutdapat dilihat pada tabel berikut:5

Tabel 1.Komposisi zat gizi belut/Monopterus albus (Warisno, 2010; Kordi, 2011)No.KomponenJumlah/100 gram1.Protein (g)14,02.Lemak (g)273.Kalori (kkal)3034.Zat besi (mg)205.Kalsium (mg)206.Fosfor (mg)7.Vitamin A (SI)8.Vitamin B (mg)0,19.Vitamin C (mg)210.Air (g)2001.60058Dari penelitian Razak et al. (2001) minyak belut diekstrak secara terpisahantara kepala dan badannya. Kandungan asam lemaknya ditentukan denganmenggunakan kromatografi gas. Hasil penelitian menunjukkan kandungan lemakbadan antara 0,5 - 1,06 g/100 gram dan bagian kepala antara 0,40-0,78g/100 g.Dalam analisis lemak didapat adanya kandungan asam lemak jenuh dan tidak jenuhpada daging belut sawah. Asam lemak jenuh meliputi asam miristat, asam palmitat,arakhidat dan stearat. Asam lemak tidak jenuh meliputi palmitoleat, asam oleat,linoleat, linolenat, eikosadinoat, eikosatrinoat, arakhidonat, eikosapentanoat,dukosatrinoat, klupanodonat dan duosaheksanoat. Kandungan asam lemak yangutama adalah asam palmitat, oleat, arakidonat dan dokosaheksaenoat. Kandunganasam arakidonat dan dokoheksaenoat di dalam minyak badan adalah 8,25 dan 6,21g/100 g lemak. Sedangkan dalam minyak kepala kandungan asam-asam lemak iniadalah 0,77 g/100g dan 6,11 g/100g lemak. Di dalam minyak badan terhidrolisis,persentase asam arakidonat adalah 10,17% dan DHA 7,16%.6

Tabel 2. Komposisi asam lemak dari ekstraksi minyak belut (Razak et al., 2001).Asam lemakC14;0 (Myrsitat)C16:0 (Palmitat)C18:0 (Stearat)C181n-9 (Oleat)C182n-6 (Linoleat)C183n-3 (Linolenat)C184n-3C20:4n-6 (Arakidonat)C20:5n-3 (EPA)C20:6n-3 (DHA)Minyak badan(g/100 g nyak kepala(g/ 100 g bilan spesies ikan air tawar Malaysia telah dianalisis kandungan lipiddan asam lemaknya. Empat spesies ikan yang biasa dimakan oleh penduduk sekitardidapati mengandung lemak sangat tinggi (11-17% berat basah). Dalam semua ikanair tawar yang dikaji kandungan asam lemak tak jenuh melebihi asam lemak jenuhdengan perbadingan 1:2 hingga 2:3. Omega-3 kadarnya rendah dalam semuaspesies yang dikaji, kecuali belut sawah yang mengandung DHA sangat tinggi (9,4g/ 100 g minyak). Jumlah ini setara dengan nilai-nilai yang terdapat pada ikansalmon, cod dan herring. Karena itu peternakan belut sawah dan pengekstrakanminyaknya berpotensi dieksploitasi secara komersial (Tan et al., 1993).Dari penelitian (Mulyani, 2015) telah dilakukan ekstraksi belut yang berasaldari daerah Kamang Kab Agam dengan cara rendering basah. Dari 200 mg ekstrakkering ekstrak belut dilakukan uji kandungan asam amino dengan teknologi agilentHPLC maka di dapat kadar asam amino sebagai berikut :7

Tabel 3. Kandungan asam amino ekstrak belut/Monopterus albus (Mulyani, 2015)No.Asam Amino1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.Asam aspartatAsam an untuk kandungan asam lemak ekstrak belut didominasi olehasam oleat (19,7%), asam palmitat (18,7%), pentadecanoic acid (15,81%) danoctadecanoic acid (4,87%) (Mulyani, 2015).2.2 EkstraksiEkstraksi minyak adalah salah satu cara untuk mendapatkan minyak ataulemak dari bahan yang mengandung minyak atau lemak. Cara ekstraksi yang biasadilakukan ada 3 cara yaitu rendering, pengepresan (pressing) dan dengan pelarut(Winarno, 1997).Rendering merupakan suatu carayang sering digunakan untukmengekstraksi minyak hewan dengan cara pemanasan. Pemanasan dapat dilakukandengan air panas. Lemak akan mengapung di permukaan sehingga dapatdipisahkan. Secara komersial rendering dilakukan dengan menggunakan ketel8

vakum atau autoclave. Protein akan rusak oleh panas dan air akan menguapsehingga lemak dapat dipisahkan. Rendering terbagi dua yaitu : rendering basahdan rendering kering (Winarno, 1997).1. Rendering basahProses rendering basah digunakan untuk ikan-ikan berlemak tinggi dan dalamjumlah banyak. Langkah-langkah yang dilakukan terdiri dari pencincangan,pemasakan dengan uap, pengepresan dan pengeringan. Pengepresanmenghasilkan 2 bagian yaitu bagian padatan (press cake) dan cairan (pressliquor). Rendering basah adalah proses rendering dengan penambahansejumlah air selama berlangsungnya proses tersebut. Cara ini dikerjakan padaketel yang terbuka atau tertutup dengan menggunakan temperatur yang tinggi.Bahan yang diekstraksi ditempatkan pada ketel yang dilengkapi dengan alatpengaduk, kemudian air ditambahkan dan campuran dipanaskan perlahanlahan. Minyak yang sudah diekstraksi akan naik ke atas kemudian dipisahkan.Proses rendering basah menggunakan temperatur tinggi disertai dengan tekananuap, digunakan untuk menghasilkan minyak atau lemak dalam jumlah besar.2. Rendering keringRendering kering merupakan suatu proses rendering tanpa penambahan airselama poses berlangsung. Rendering kering dilakukan dalam ketel yangterbuka dan dilengkapi dengan steam jacket serta alat pengaduk (agigator).Bahan yang diperkirakan mengandung minyak atau lemak dimasukkan kedalam ketel tanpa penambahan air. Bahan tadi dipanaskan sambil diaduk.Pemanasan dilakukan pada suhu 220 F sampai 230 F (105 C – 110 C). Ampas9

bahan yang telah diambil minyaknya akan diendapkan pada dasar ketel. Minyakatau lemak yang dihasilkan dipisahkan dari ampas yang telah mengendap danpengambilan minyak dilakukan dari bagian atas ketel.2.3 LukaLuka merupakan suatu keadaan dimana terjadi kerusakan padajaringan tubuh berupa luka terbuka, luka tertutup dan luka bakar. Luka dapatmenyebabkan terjadi inflamasi, sepsis dan penguapan cairan tubuh disertaipanas atau energi.2.3.1 Tahap Penyembuhan LukaSecara umum tahapan penyembuhan luka terbagi atas beberapa fase sebagaiberikut (Boateng et al., 2007) :1. Fase HemostasisLuka menginisiasi pengaktifan senyawa pembekuan darah sehinggaterbentuk klot hematoma. Klot terbentuk oleh benang-benang fibrinsehingga pendarahan berhenti.2. Fase InflamasiFase inflamasi terjadi hampir bersamaan dengan fase hemostasis yaitubeberapa menit setelah terjadi luka sampai maksimal tiga hari. Fase inimerupakan fase yang penting karena menggalakkan hemostasis,menyingkirkan jaringan mati dan mencegah infeksi oleh bakteri terutamabakteri patogen.10

3. Fase MigrasiPada fase ini terjadi pemindahan sel epitel dan fibroblas ke area lukasehingga dapat memperbaiki kerusakan dan kehilangan jaringan.4. Fase PoliferasiFase poliferasi terjadi pada hari ke 3 setelah trauma. Fibroblas akanmengsintesa kolagen agara kulit menjadi seperti semula. Selain itu akanterjadi pembentukan pembuluh darah dan limpa yang baru danpembentukan jaringan granulasi.5. Fase MaturasiFase maturasi biasanya juga disebut sebagai fase remodeling merupakanfase terlama, yaitu sekitar beberapa bulan hingga 2 tahun. Pada fase initerjadi penyambungan jaringan dan penguatan epitel yang baru.2.3.2 Asam Lemak dan Asama Amino yang Dibutuhkan dalam ProsesPenyembuhan Luka1. Asam lemakAsam lemak omega 3 dan omega 6 berperan penting pada prosespenyembuhan luka. Asam lemak omega 3 berperan sebagai anti inflamasiyang bekerja menghambat produksi eikosaniod (Williams et al., 2003).Asam lemak mengandung satu ikatan rangkap disebut asam lemak takjenuh tunggal Mono Unsaturated Fatty Acid/MUFA). Asam lemak duaatau lebih ikatan rangkap disebut asam lemak tak jenuh mejemuk (PolyUnsaturated Fatty Acid/PUFA).11

Beberapa jenis asam lemak tak jenuh (Nelson et al., 2008):a. Asam lemak n-3 (Omega 3)Bentuk umum asam lemak omega 3 yaitu EPA, DHA dan α-linoleat.Senyawa yang termasuk ke dalam bentuk omega 3 adalah: Asam αlinoleat (18:3n-3), asam eikosapentanoat/ EPA (20:5n-3), asamdokosapentanoat/ DHA (22:6n-3)b. Asam lemak n-6 (Omega 6)Senyawa yang termasuk ke dalam bentuk omega 6 adalah: Asamlinoleat (18:2n-6), asam ɣ-linoleat (18:3n-6), asam arakidonat.2. Asam AminoAsam amino yang berperan dalam proses penyembuhan luka adalaharginin dan glutamin (Mackay et al., 2003).a. ArgininArginin merupakan asam amino non esensial yang berperan pentingpada sintesis protein dan asam amino. Arginin dapat membantupenyembuhan luka dan meningkatkan aktifitas sistem imun.b. GlutaminGlutamin merupakan asam amino non esensial yang digunakan olehsel inflamasi sebagai sumber energi pada saat proliferasi.12

2.4 Penutup LukaDahulu disaat pengobatan luka belum berkembang luka hanya dibiarkanhingga mengering dengan sendirinya. Seiring perkembangan pengobatan luka makadigunakan berbagai ekstrak tumbuhan, binatang dan madu. Sekarang kita dapatmenemukan berbagai macam penutup luka seperti gel, busa dan membran.Menurut Turner (1979) dalam Cockbill (2007) penutup luka yang bagus dandapat diterima secara luas adalah yang memiliki sifat yaitu dapat menjagakelembaban pada permukaan luka, menghilangkan toksin dan eksudat yangberlebih, dapat terjadi pertukaran gas, mencegah infeksi sekunder, bebas darikontaminasi partikel dan toksik, mudah dilepas tanpa menyebabkan trauma dancocok dengan faktor cairan dan sel yang berperan dalam penyembuhan luka.Klasifikasi penutup luka (Boateng et al., 2007)1. Penutup luka tradisionalBerbeda dengan formulasi sediaan topikal lainnya, penutup luka inibesifat kering dan tidak menyediakan lingkungan lembab pada luka yangdapat digunakan sebagai penutup luka primer maupun sekunder.Contohnya adalah benang wool, kain balut dan kain kasa alami maupunsintetis. Penutup luka tradisional ini disarankan untuk digunakan padaluka yang bersih dan kering atau sebagai penutup luka sekunder yangdapat menyerap eksudat dan melindungi luka. Kekurangan dari penutupluka tradisonal yaitu tidak nyaman dan mudah terkontaminasi olehmikroorganisme luar karena mudah basah oleh cairan luka disamping itubiayanya kurang efektif karena harus sering diganti.13

2. Penutup luka modernPenutup luka modern memiliki karakteristik utama yaitu dapatmempertahankan dan membuat lingkungan lembab disekitar luka untukmemfasilitasi penyemb

Luka adalah kerusakan jaringan anatomi kulit yang disebabkan oleh berbagai faktor. Luka dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu luka tertutup dan luka terbuka. Contoh luka tertutup adalah memar dan hematoma, sedangkan contoh luka terbuka berupa sayatan benda taja