
Transcription
BAB IILANDASAN TEORIA. Tinjauan Pustaka1. Tingkat pendidikana. Definisi PendidikanPengertian pendidikan menurut Instruksi Presiden No. 15Tahun 1974 adalah segala sesuatu usaha untuk membina kepribadiandan mengembangkan kemampuan manusia Indonesia, jasmani danrohani yang berlangsung seumur hidup, baik didalam maupun diluarsekolah dalam rangka pembangunan persatuan Indonesia danmasyarakat yang adil, makmur berdasarkan pancasila.Menurut Notoatmodjo (2010) pendidikan adalah upayapersuasi atau pembelajaran kepada masyarakat, agar masyarakat maumelakukan tindakan-tindakan (praktik) untuk memelihara (mengatasimasalah- masalah), dan meningkatkan kesehatannya. Perubahan atautindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang dihasilkan olehpendidikan kesehatan ini didasarkan kepada pengetahuan dankesadarannya melalui proses pembelajaran, sehingga perilaku tersebutdiharapkan akan berlangsung lama (long lasting) dan menetap(langgeng), karena didasari oleh kesadaran.Dari beberapa definisi tentang pendidikan diatas dapatdisimpulkan bahwa pendidikan adalah upaya persuasif yang dilakukan7
8untuk menyiapkan peserta didik agar mampu mengembangkan potensiyang dimiliki secara menyeluruh dalam memasuki kehidupan dimasayang akan datang.b. Tingkat PendidikanTingkat atau jenjang pendidikan adalah tahap pendidikan yangberkelanjutan, yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembanganpeserta didik, tingkat kerumitan bahan pengajaran dan cara menyajikanbahan pengajaran (Ihsan, 2006).Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003menjelaskan bahwa indikator tingkat pendidikan terdiri dari jenjangpendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapanpendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan pesertadidik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan,yaitu terdiri dari:1) Pendidikan dasarJenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertamamasa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikanmenengah.Pendidikan dasar terdiri dari :a) Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyahb) SMP atau MTsMenurut Ihsan (2006) Pendidikan dasar diselenggarakanuntuk memberikan bekal dasar yang diperlukan untuk hidup dalam
nketerampilan dasar.2) Pendidikan menengahJenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikanmenengah terdiri dari:a) SMA dan MAb) SMK dan an kebawah berfungsi sebagai lanjutan dan perluasanpendidikan dasar. Adapun dalam hubungan keatas mempersiapkanpeserta didik untuk mengikuti pendidikan tinggi ataupun memasukilapangan kerja.3) Pendidikan tinggiJenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yangmencakup program sarjana, magister, doktor, dan spesialis yangdiselenggarakan oleh perguruan tinggi.Pendidikan tinggi terdiri atas:a) Akademikb) Institutc) Sekolah TinggiMenurut Ihsan (2006) Pendidikan tinggi merupakankelanjutan dari pendidikan menengah, yang diselenggarakan untukmenyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
10memiliki kemampuan akademik dan/ atau profesional yang mupengetahuan, teknologi dan/atau kesenian.Dari uraian diatas jenjang persekolahan atau tingkat-tingkatyang ada pada pendidikan formal dimengerti bahwa pendidikanmerupakan proses yang berkelanjutan. Oleh karena itu setiap jenjangatau tingkat pendidikan itu harus dilaksanakan secara tertib, dalamarti tidak bisa terbalik penempatannya. Setiap jenjang atau tingkatanmempunyai tujuan dan materi pelajaran yang berbeda-beda.Perbedaan luas dan kedalaman materi ajaran tersebut jelas akanmembawa pengaruh terhadap kualitas lulusannya, baik ditinjau darisegi pengetahuan, kemampuan, sikap maupun pilan,penguasaanteknologi, dan dapat mandiri memalui pendidikan. Produktivitaskerja memerlukan pengetahuan, ketrampilan dan penguasaanteknologi. Sehingga dengan adanya tingkat pendidikan karyawanmaka kinerja karyawan akan menjadi lebih baik dan tujuan dariperusahaan akan tercapai dengan sempurna (Uyoh, 2006).c. Faktor yang Memperngaruhi Tingkat PendidikanFaktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan menurutHasbullah (2003) adalah sebagai berikut:
111) IdeologiSemua manusia dilahirkan kedunia mempunyai hak eningkatan pengetahuan dan pendidikan.2) Sosial EkonomiSemakin tinggi tingkat sosial ekonomi memungkinkanseseorang mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi.3) Sosial BudayaMasih banyak orang tua yang kurang menyadari akanpentingnya pendidikan formal bagi anak-anaknya.4) Perkembangan arui pengetahuan dan keterampilan agar tidak kalahdengan negara maju.5) gembangkan kepribadian individu agar lebih bernilai.Menurut Green (1980) bahwa tingkat pendidikan seseorang akanberpengaruh dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang datangdari luar, mereka yang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan memberirespon yang rasional daripada mereka yang berpendidikan rendah. Orangyang mempunyai pendidikan tinggi diharapkan lebih peka terhadap
12kondisi keselamatannya, sehingga lebih baik dalam memanfaatkanfasilitas keselamatan (Green, 1980).2. Masa Kerjaa. Definisi Masa KerjaMasa kerja adalah suatu kurun waktu atau lamanya tenagakerja itu bekerja disuatu tempat (Tarwaka,2010). Masa kerja merupakansalah satu alat yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang,dengan melihat masa kerjanya kita dapat mengetahui telah berapa lamaseseorang bekerja dan kita dapat menilai sejauh mana pengalamannya(Bachori, 2006).Siagian (2008) menyatakan bahwa masa kerja menunjukanberapa lama seseorang bekerja pada masing-masing pekerjaan ataujabatan. Kreitner dan Kinicki (2004) menyatakan bahwa masa kerjayang lama akan cenderung membuat seorang pegawai lebih merasabetah dalam suatu organisasi, hal ini disebabkan diantaranya karenatelah beradaptasi dengan lingkungan yang cukup lama sehingga seorangpekerja akan merasa nyaman dengan pekerjaannya. Penyebab lain jugadikarenakan adanya kebijakan dari instansi atau perusahaan mengenaijaminan hidup di hari rtambah sesuai dengan usia, masa kerja di perusahaan dan lamanyabekerja ditempat kerja yang bersangkutan. Tenaga kerja yang dan
13keselamatannya, selain itu tenaga kerja baru mementingkan selesainyasejumlah pekerjaan yang diberikan kepada mereka. Dalam suatuperusahaan pekerja-pekerja baru yang kurang pengalaman seringmendapat kecelakaan sehingga perhatian khusus perlu diberikan kepadamereka. Lama kerja seseorang dapat dikaitkan dengan pengalamanyang didapatkan di tempat kerja. Semakin lama seorang pekerjasemakin banyak pengalaman dan semakin tinggi pengetahuannya danketrampilannya. Masa kerja yang lebih lama menunjukkan pengalamanyang lebih seseorang dibandingkan dengan rekan kerja lainnya,sehingga sering masa kerja/pengalaman kerja menjadi pertimbangansebuah perusahaan dalam mencari pekerja. (Rivai, 2009).b. Faktor-faktor masa kerjaMenurut Hani (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi masakerja diantaranya:1) Tingkat kepuasan kerja2) Stres lingkungan kerja3) Pengembangan karir4) Kompensasi hasil kerjaMasa kerja menurut Hani (2007) dikategorikan menjadi dua,meliputi:1) Masa kerja kategori baru 3 tahun2) Masa kerja kategori lama 3 tahun
143. Kepatuhan Penggunan Safety Helmeta. KepatuhanPeraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.PER.01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja padaKonstruksi Bangunan, pasal 3 ayat (1) yang berbunyi “Pada setiappekerjaan konstruksi bangunan harus diusahakan pencegahan ataudikurangi terjadinya kecelakaan atau sakit akibat kerja terhadap tenagakerjanya.” Masih banyaknya pekerja kerangka bangunan yang tidakpatuh dalam penggunaan APD, maka masih belum ditaatinya peraturanUndang-undang No.1 tahun 1970 maupun Permenakertrans No.PER.01/MEN/1980.1) Definisi KepatuhanMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, patuh adalah sukamenurut perintah, taat pada perintah, sedangkan kepatuhan adalahperilaku sesuai aturan dan berdisiplin (Pranoto, 2007). Kepatuhan(adherence) adalah suatu bentuk perilaku yang timbul akibat adanyainteraksi antara petugas kesehatan dan pasien sehingga pasienmengerti rencana dengan segala konsekuensinya dan menyetujuirencana tersebut serta melaksanakannya (Kemenkes R.I., 2011).2) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku KepatuhanMenurut Green (dikutip dari Notoatmodjo, 2003) ada beberapafaktor yang dapat mempengaruhi perubahan perilaku tenaga kerjauntuk menjadi patuh/tidak patuh dalam menggunakan safety helmet,
15yang diantaranya dipengaruhi oleh faktor predisposisi, faktorpendukung serta faktor pendorong, yaitu:a) Faktor PredisposisiMenurut teori Green (1980) bahwa faktor predisposisi adalahfaktor yang mempermudah dan mendasari untuk terjadinyaperilaku tertentu. Faktor predisposisi meliputi pengetahuan, sikap,nilai-nilai budaya, kepercayaan dari orang tersebut tentang danterhadap perilaku tertentu serta beberapa karakteristik individu,misalkan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan masa kerja.(1) PengetahuanPengetahuan merupakan hasil dari tahu, hal initerjadi setelah orang mendapatkan stimulus dan melakukanpenginderaan terhadap suatu objek tertentu. inderapenglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui matadan telinga (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan adalah hasiltahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan“what”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dansebagainya (Notoatmodjo, 2010).Secara garis besar, tingkat pengetahuan dibagimenjadi 6 tingkatan (Notoatmodjo, 2010), yaitu:
16(a) Tahu (Know)Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materiyang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalampengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali(recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahanyang telah dipelajari dan juga rangsangan yang diterima.Oleh karena itu, “tahu” ini merupakan tingkatan yangpaling rendah.(b) Memahami (Comprehension)Merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskansecara benar tentang objek yang diketahui, dan dapatmenginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orangyang telah paham dengan objek atau materi harus ) Aplikasi (Aplication)Merupakan kemampuan untuk menggunakanmateri yang telah dipelajari pada situasi yang nyata.Aplikasi disini dapat diartikan penggunaan hukumhukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalamkonteks yang lain, misalnya dapat menggunakan prinsip
17siklus pemecahan masalah dalam pemecahan masalahkesehatan.(d) Analisis rkan materi atau suatu objek ke dalamkomponen-komponen, tetapi masih didalam satu strukturorganisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.(e) Sintesis (Synthesis)Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuanuntuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan katalain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusunformulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.(f) Evaluasi (Evaluation)Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untukmelaksanakan justifikasi atau penilaian terhadap suatumateri atas objek. Penilaian- penilaian itu berdasarkansuatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakankriteria- kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2010).(2) UsiaUsia berpengaruh terhadap pola pikir seseorang danpola pikir berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Usiaseseorang secara garis besar menjadi indikator dalam setiap
mannya (Evin, 2009).(3) Tingkat PendidikanPendidikan menuntut manusia untuk berbuat danmengisi kehidupan yang dapat digunakan untuk mendapatkaninformasi sehingga meningkatkan kualitas hidup. Semakintinggi pendidikan seseorang, maka akan memudahkanseseorang menerima informasi sehingga meningkatkankualitas hidup dan menambah luas pengetahuan. Pengetahuanyang baik akan berdampak pada penggunaan atmempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorangakan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikapberperan serta dalam pembangunan kesehatan. pendidikanyangkurang akanmenghambatperkembangansikapseseorang terhadap nilai-nilai atau informasi yang barudiperkenalkan, sebaliknya makin tinggi tingkat pendidikanseseorang, semakin mudah menerima informasi otoatmodjo,2003).(4) Masa KerjaSemakin lama tenaga kerja bekerja, semakin banyakpengalaman yang dimiliki tenaga kerja yang bersangkutan.
19Sebaliknya, makin singkat masa kerja, makin sedikitpengalaman yang diperoleh (Sastrohadiwiryo, 2005). Orangyang mempunyai pengalaman akan selalu lebih pandai dalammenyikapi dari segala hal daripada mereka yang sama sekalitidak memiliki pengalaman (Gibson, 2009).b) Faktor Pendukung(1) Ketersediaan APDKetersediaan APD merupakan faktor pendukungdalam kepatuhan menggunakan APD untuk mencegahterjadinya kecelakaan dan resiko kerja yang terjadi diperusahaan, jika perusahaan tidak menyediakan APD berartiperusahaan telah membahayakan pekerjanya dari resikokecelakaan dan penyakit yang akan timbul dilingkungankerja. Oleh sebab itu perusahaan diberlakukan aturan untukmenyediakan alat pelindung diri sesuai dengan pekerjaanmasing-masing karena pekerja merupakan aset perusahaanyang sangat penting, jika pekerja mangalami kecelakaanataupun penyakit akibat kerja maka berkuranglah aset yangdimiliki perusahaan (Prasetyo, 2015).(2) Pengadaan APDPenyediaan APD oleh perusahaan telah tertulis dalamUndang-undang No.1 Tahun 1970 tentang KeselamatanKerja, pasal 14 ayat (3) yang berbunyi “Pengurus diwajibkan
20menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungandiri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada dibawahpimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yangmemasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjukpetunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawaipengawas atau ahli-ahli keselamatan kerja ”.c) Faktor Pendorong(1) PenyuluhanPenyuluhan yang diberikan oleh petugas K3 sesuaidengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik sehatanPanitiaKerjasertaPembinaTataCaraPenunjukkan Ahli Keselamatan Kerja pasal 4 ayat (2) b yangberbunyi “P2K3 mempunyai fungsi membantu menunjukkandan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja : berbagai faktorbahaya di tempat kerja yang dapat menimbulkan gangguankeselamatan dan kesehatan kerja, termasuk bahaya kebakarandan peledakan serta cara penanggulangannya, faktor yangdapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja, alatpelindung diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan, cara sanakan
21(2) PengawasanPengawasan yang dilaksanakan oleh petugas K3sesuai dengan Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentangKeselamatan Kerja, pasal 5 ayat (1) yang berbunyi, “Direkturmelakukan pelaksanaan umum terhadap Undang-undang ini,sedangkan para pegawai pengawas dan ahli keselamatankerja ditugaskan menjalankan pengawasan langsung sanaannya”.(3) PelatihanMenurut Mathis (2002), Pelatihan adalah suatuproses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentuuntuk membantu mencapai tujuan organisasi. Pelatihan telahtertulis pada Undang-undang No.13 Tahun 2003 tentangKetenagakerjaan, pasal 9 yang berbunyi “Pelatihan ingkatkan, dan mengembangkan kompetensi kerja gunameningkatkan kemampuan,produktivitas, dan kesejahteraan”.(4) Pemberian SanksiSanksi dari petugas K3 berupa pemberian dendakepada mandor dan pekerja. Pengadaan sanksi disiplin kerjabagi tenaga kerja yang melanggar norma-norma perusahaan,bertujuan untuk memperbaiki dan mendidik para tenaga kerja
22yang melakukan pelanggaran disiplin (Sastrohadiwiryo,2005). Dalam menetapkan jenis sanksi disiplin yang akandijatuhkan kepada tenaga kerja yang melanggar, hendaknyadipertimbangkan dengan cermat, teliti, dan saksama bahwasanksi displin yang akan dijatuhkan setimpal dengan tindakandan perilaku yang diperbuat. Dengan demikian, n(Sastrohadiwiryo, 2005).b. Safety HelmetHelm keselamatan (Safety Helmet) harus dipakai oleh tenagakerja yang mungkin tertimpa di bagian kepala oleh benda jatuh ataumelayang atau benda-benda lain yang bergerak. Helm keselamatanharus cukup keras dan kokoh, tetapi ringan. Bahan plastik denganlapisan dalam berbahan kain terbukti sangatlah cocok untuk keperluanini (Anizar, 2009).Helm (helmet) sangat penting digunakan sebagai pelindungkepala, dan sudah merupakan keharusan bagi setiap pekerja konstruksiuntuk menggunakannya dengan benar sesuai peraturan. Helm inidigunakan untuk melindungi kepala dari bahaya yang berasal dari atas,misalnya peralatan atau material konstruksi yang jatuh dari atas.Kedisiplinan para pekerja untuk menggunakan Safety Helmet masihrendah yang tentunya dapat membahayakan diri sendiri maupun oranglain.
231) Safety Helmet konstruksi dan alat pelindung diri pelengkapnya.a) Desain umumMenurut Labour Department (2004) Safety Helmetmemiliki 2 komponen utama, yaitu kerangka dan pengikat(bagian dalam helm). Kerangka Safety Helmet berbentuk kubahatau setengah lingkaran yang terbuat dari material yang keras dantahan lama. Permukaan luar dari kerangka mengkilap, meliputi:(1)Bagian pinggir helm(2)Bagian puncak helmBagian dalam dari Safety Helmet berbentuk sepertipengikat yang berfungsi untuk menyelaraskan Safety Helmetdengan bentuk kepala, dan menjaga agar posisi Safety Helmettetap dan tidak berubah. Pada dasarnya bagian dalam SafetyHelmet terdiri dari:(1)CradleAdalah bagian dimana kepala kontak dengan bagiandalam Safety Helmet.(2)Ikat kepalaBagian dari Safety Helmet bagian dalam yang berfungsiuntuk menjaga Safety Helmet agar tetap pada posisi dan tidakjatuh saat digunakan.
24(3)Pengencang ikat kepalaPengencang ikat kepala digunakan untuk mengaturkelonggaran dari ikat kepala Safety Helmet agar sesuai denganbentuk kepala (Labour Department, 2004).2) Karakteristik Safety Helmet KonstruksiMenurut Labour Department (2004) Safety Helmet memilikikriteria dan standar internasional tersendiri untuk bidang konstruksi.Jarak kerangka Safety Helmet, jarak ruangan antara kerangka danbagian dalamnya, serta pertambahan jarak akibat dari pengencanganikat kepala, antara lain sebagai berikut:a) Berapa ukuran lengkungan dari kerangka secara horizontal dariatas tali pengikat.b) Jarak vertikal antara bagian dalam Safety Helmet dan bagiandalam kerangka pada umumnya tidak kurang dari 5 mm dan tidaklebih dari 20 mm.c) Antara kerangka dan bagian dalam helm memiliki jarak untukventilasi.d) Lebar dari pertambahan tali pengikat tidak lebih dari 5 mm.3) Penggunaan Bahan Safety HelmetBahan yang digunakan untuk Safety Helmet harus tahan lamadan terhindar dari efek buruk akibat sinar matahari, temperatur,getaran, kelembapan. Untuk bahan yang kontak dengan kulit, bahanyang digunakan bukanlah bahan yang dapat menyebabkan iritasi
25(Labour Department , 2004). Untuk bagian kerangka, material yangbiasanya digunakan adalah:a) High density polyethylene (HDPE)b) Acrylonitrile-butadiene-styrene (ABS)c) Polycarbonate (PC)Untuk bagian dalam helm, umumnya menggunakan bahan:a) Nylonb) VinylUntuk bantalan helm, digunakan bahan:a) busa spone4) Aksesoris Safety imalkan fungsi dari Safety Helmet. Contohnya adalahpengikat dagu, pelindung wajah, earmuff, lampu kepala, dll.Perhatian khusus diperlukan untuk menjamin bahwa aksesoris danpelengkap sesuai dengan Safety Helmet. Disarankan untukmenggunakan aksesoris dan pelengkap yang asli dari perusahaanyang mengeluarkan Safety Helmet agar ukuran dan bahan sesuai danaman.Perlindungan kepala harus dipilih sesuai dengan ukuran saatdigunakan dan mudah disesuaikan (adjustable headband). Alat
26pelindung kepala dimungkinkan untuk tidak mengganggu jalannyapekerjaan (Labour Department, 2004)5) Pemilihan Safety HelmetFaktor-faktor penting yang harus diperhatikan dalampemilihan Safety Helmet antara lain:a) Safety Helmet yang disediakan adalah Safety Helmet yang tepatuntuk meminimalisasi efek dari potensi bahayab) Safety Helmet yang dipilih harus memberikan perlindunganyang optimal serta nyaman dipakai dan tidak menimbulkanmasalah keselamatan yang lain.c) Cidera kepala merupakan potensi bahaya yang dapat terjadi ditempat kerja, untuk itu, perlu adanya pemilihan jenis dankualitas Safety Helmet yang sesuai untuk memaksimalkanperlindungan kepala dari potensi bahaya yang ada ditempatkerja. Di pekerjaan konstruksi, Safety Helmet harus memberikanperlindungan untuk mencegah dampak berupa cidera kepalaakibat kejatuhan benda dari atas maupun cidera kepala akibatdari tersambar benda yang menggantung misalnya tali crane.Safety Helmet juga harus mampu memberikan perlindunganterhadap bahaya listrik, untuk itu Safety Helmet harus tebuat daribahan isolator yang tidak menghantarkan arus listrik. untukpekerjaan yang berada pada temperatur yang rendah, Safety
27Helmet juga dapat berfungsi untuk pelindung kepala dari suhulingkungan yang rendah.d) anggu pekerjaan dari tenaga kerja.e) Desain dari Safety Helmet seharusnya memungkinkan untukpemakaian alat pelindung diri lain yang dibutuhkan, sehinggadapat memaksimalkan perlindungan dari alat pelindung diri.6) Jenis Safety HelmetMenurut bentuknya, dibagi menjadi:a) Safety Helmet dengan cap depanSafety Helmet yang berbentuk seperti topi danmempunyai cap depan, berfungsi untuk melindungi mata darisilau. Safety Helmet jenis ini lebih nyaman untuk pekerjaan padatempat khusus dan sempit, dengan bentuk ini, memungkinkanuntuk Safety Helmet dapat ditambahi degan alat pelindung lainyang dibutuhkan, berupa ear muff, pelindung muka untukpengelasan, dll.b) Safety Helmet berbentuk topiSafety Helmet ini berbentuk seperti topi yangpinggirannya mempunyai cap yang melingkar. Safety Helmetjenis ini sangat cocok untuk perlindungan terhadap kepala danleher dari cuaca, kotoran, air, sinar matahari, dll (LabourDepartment, 2004).
28Menurut kemampuan isolatornya, safety helmet dibagimenjadi 3 kelas (ANZI Z89.1-2009):a) Helm kelas G (General)Helm kelas G berfungsi untuk mengurangi akibat darikejatuhan benda serta mengurangi bahaya kontak dengankonduktor listrik bertegangan rendah yang terbuka. Helm kelasG dapat tahan hingga 2.200 volt.b) Helm kelas E (Electrical)Helm kelas E berfungsi untuk mengurangi akibat darikejatuhan benda serta mengurangi bahaya kontak dengankonduktor listrik bertegangan tinggi yang terbuka. Helm kelas Edapat tahan hingga 20.000 volt.c) Helm kelas C (Conductive)Kelas ini tidak dapat menahan arus listrik, hanyadapat mengurangi akibat dari kejatuhan benda.7) Warna Safety HelmetPemilihan warna dari Safety Helmet disesuaikan dengankondisi tempat kerja. Safety Helmet dengan warna yang terangmerupakan pilihan yang tepat untuk memantulkan cahaya.Contohnya adalah Safety Helmet berwarna putih, sangat cocok untukpekerjaan yang mempunyai pencahayaan yang rendah.
298) Cara merawat safety helmetCara merawat alat pelindung kepala dengan kondisi yang baik,sebagai berikut:a) Disimpan ketika tidak digunakan ditempat yang aman danjangan disimpan ditempat yang langsung terkena sinar matahariyang terlalu panas dan kondisi yang lembab.b) Diperiksa secara teratur adanya kerusakan-kerusakan alatpelindung kepala.c) Dan mengganti komponen-kompenen alat pelindung kepalayang rusak.4. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kepatuhan PenggunaanSafety HelmetPendidikan tidak lepas dari proses belajar, menurut konsepamerika pengajaran diperlukan untuk memperoleh keterampilan yangdibutuhkan manusia dalam hidup bermasyarakat. Belajar pada hakikatnyaadalah penyempurnaan potensi atau kemampuan pada organisme biologisdan psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia dengan dunia luardan hidup bermasyarakat (Notoatmodjo, 2007).Pendidikan menuntut manusia untuk berbuat dan mengisikehidupan yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi sehinggameningkatkan kualitas hidup. Semakin tinggi pendidikan seseorang, makaakan memudahkan seseorang menerima informasi sehingga meningkatkankualitas hidup dan menambah luas pengetahuan. Pengetahuan yang baik
30akan berdampak pada penggunaan komunikasi secara efektif (Alimul,2006). Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilakuseseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikapberperan serta dalam pembangunan kesehatan. pendidikan yang kurangakan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai atauinformasi yang baru diperkenalkan, sebaliknya makin tinggi tingkatpendidikan seseorang, semakin mudah menerima informasi sehinggasemakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki (Notoatmodjo,2003).5. Hubungan Masa Kerja dengan Kepatuhan Penggunaan Safety HelmetSemakin lama tenaga kerja bekerja, semakin banyak pengalamanyang dimiliki tenaga kerja yang bersangkutan. Sebaliknya, semakinsingkat masa kerja, semakin sedikit pengalaman yang diperoleh(Sastrohadiwiryo, 2005). Orang yang mempunyai pengalaman akan selalulebih pandai dalam menyikapi dari segala hal daripada mereka yang samasekali tidak memiliki pengalaman (Gibson, 2009).
31B. Kerangka PemikiranTingkat PendidikanstimulusPengindraanMenerima InformasiMasa KerjapengalamanKetrerampilankewaspadaanKepatuhan menggunakansafety helmetKeterangan :1. Usia2. Pengetahuan3. Pengadaan safetyhelmet4. Ketersediaansafety helmet5. Penyuluhan6. Pengawasan7. Pelatihan8. Pemberian sanksi: diteliti: tidak ditelitiGambar 1. Kerangka Pemikiran Hubungan Tingkat Pendidikan dan MasaKerja dengan Kepatuhan Pemakaian Safety Helmet.C. HipotesisTerdapat Hubungan Tingkat pendidikan dan Masa Kerja denganKepatuhan Pemakaian Safety Helmet pada Pekerja di PT. Wijaya KusumaContractors Proyek dr. Oen Surakarta.
Menurut teori Green (1980) bahwa faktor predisposisi adalah faktor yang mempermudah dan mendasari untuk terjadinya perilaku tertentu. Faktor predisposisi meliputi pengetahuan, sikap, nilai-nilai budaya, kepercayaan dari orang tersebut tentang dan terhadap perilaku